Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Korea Utara Dilarang Tertawa dan Mabuk-mabukan selama Peringatan Kematian Kim Jong Il

Warga Korea Utara dilarang tertawa atau minum alkohol selama 11 hari untuk memperingati 10 tahun kematian mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Il.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Warga Korea Utara Dilarang Tertawa dan Mabuk-mabukan selama Peringatan Kematian Kim Jong Il
AFP/KIM WON JIN
Orang-orang datang untuk memberi penghormatan di depan patung mendiang pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il untuk memperingati sepuluh tahun kematian Kim Jong Il, ayah dari pemimpin saat ini Kim Jong Un, di bukit Mansu di Pyongyang pada 16 Desember 2021. (Photo by KIM Won Jin / AFP) 

Ketika Kim Il Sung meninggal pada tahun 1994, putra sulungnya, Kim Jong Il, mewarisi kekuasaan.

Kim Jong Un adalah putra ketiga Kim Jong Il yang mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2011.

Untuk memperingati sepuluh tahun kematian Kim Jong Il, berbagai provinsi di Korea Utara mengadakan pameran foto dan mengadakan konser untuk mengenangnya.

Etnis Korea di Jepang memberikan bunga di altar untuk mantan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il
Etnis Korea di Jepang memberikan bunga di altar untuk mantan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il (Jiji Press/AFP)

Baca juga: Profil Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara yang Idolakan Michael Jordan

Baca juga: Tidak Mau Gaya Pakaiannya Ditiru, Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Pakai Mantel Kulit

"Tim propaganda dan tim ceramah, yang terdiri dari perwira militer berusia 50-an dan 60-an, mengunjungi setiap pabrik, perusahaan, dan unit pengawas lingkungan untuk mendidik orang-orang tentang kerja keras dan dedikasi Kim Jong Il," kata sumber ketiga RFA.

Seorang warga dari Puryong mengaku seminar singkat untuk membahas Kim Jong Il serta pertunjukan sudah dimulai di tempat tinggalnya.

"Mereka datang dan menyanyikan lagu-lagu memuji Kim Jong Il dan mengadakan kuliah singkat tentang kebesaran dan prestasinya."

"Mungkin ide yang lebih baik untuk memasok penduduk dengan batu bara atau kayu bakar untuk melewati musim dingin daripada kuliah dan propaganda, yang benar-benar seperti burung beo yang berbicara," cerita sumber ini.

Berita Rekomendasi

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas