Negara-negara Islam Janjikan Bantuan untuk Atasi Krisis Afghanistan
Negara-negara Islam berjanji membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk membantu jutaan orang Afghanistan yang diambang kekacauan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Islam berjanji untuk membentuk dana perwalian kemanusiaan untuk Afghanistan, Minggu (19/12/2021).
Sejumlah negara tersebut bersatu membahas bantuan untuk jutaan orang yang menghadapi kelaparan dan musim dingin yang parah di Afghanistan.
Perdana Menteri Pakistan memperingatkan kekacauan jika keadaan darurat yang memburuk tidak segera ditangani.
Krisis tersebut menimbulkan kekhawatiran yang meningkat, mengingat keengganan Barat untuk membantu pemerintah Taliban, yang merebut kekuasaan pada Agustus lalu.
"Jika tidak mengambil tindakan segera, Afghanistan menuju kekacauan," ucap Perdana Menteri Imran Khan pada pertemuan para menteri luar negeri dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Islamabad, Pakistan, seperti dilansir dari CNA.
Dana perwalian, yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, akan didirikan di bawah naungan Bank Pembangunan Islam.
Baca juga: Pertemuan OKI Hasilkan 2 Dokumen Penting Soal Afghanistan dan Palestina, RI Kirim Tim ke Riyadh
Baca juga: Pakistan Ajak Negara-negara Muslim Bantu Afghanistan yang Alami Krisis Kemanusiaan dan Ekonomi
Perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yakni Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang mengatakan, cara untuk mencegah keruntuhan ekonomi Afghanistan adalah dengan mengakses cadangan yang dibekukan di luar negeri.
Tetapi tidak jelas berapa banyak dana yang akan ditampung dan pertemuan itu tidak memberikan pengakuan resmi kepada pemerintah Taliban.
Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan, Amir Khan Muttaqi mengatakan, pemerintah telah memulihkan perdamaian dan keamanan dan berbuat banyak untuk mengatasi tuntutan untuk lebih inklusif dengan menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak perempuan.
"Semua harus mengakui bahwa isolasi politik Afghanistan tidak bermanfaat bagi siapa pun, oleh karena itu sangat penting bahwa semua mendukung stabilitas yang ada dan mendukungnya baik secara politik maupun ekonomi," katanya.
Afghanistan Minta Bantuan
Para pejabat Taliban sebelumnya telah meminta bantuan untuk membangun kembali ekonomi Afghanistan yang hancur dan memberi makan lebih dari 20 juta orang yang terancam kelaparan.
Beberapa negara dan organisasi bantuan telah mulai memberikan bantuan, tetapi sistem perbankan negara yang hampir runtuh telah memperumit masuknya bantuan.
Qureshi mengatakan membuka saluran keuangan dan perbankan sangat penting karena ekonomi tidak dapat berfungsi dan orang tidak dapat terbantu tanpa sistem perbankan.
Di luar bantuan langsung, Afghanistan membutuhkan bantuan untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Banyak yang akan tergantung pada apakah Washington bersedia mencairkan miliaran dolar dalam cadangan bank sentral, dan mencabut sanksi yang telah menyebabkan banyak lembaga dan pemerintah menghindar dari hubungan langsung dengan Taliban.
Muttaqi mengatakan, Taliban tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan ke negara lain.
Baca juga: Daftar Negara Paling Berbahaya di Dunia 2022: Afghanistan Masuk Kategori Ekstrem, Indonesia Sedang
Baca juga: Arab Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan
Dia juga mengatakan tidak ada pembalasan yang akan dilakukan terhadap pejabat pemerintah sebelumnya.
Tetapi Taliban telah menghadapi kritik keras karena membuat perempuan dan anak perempuan keluar dari pekerjaan dan pendidikan, dan mengecualikan sebagian besar masyarakat Afghanistan dari pemerintah.
Mereka juga dituduh menginjak-injak hak asasi manusia, dan terlepas dari janji amnesti mereka, menargetkan pejabat dari pemerintahan sebelumnya.
(Tribunnews.com/Yurika)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.