China Perkirakan Olimpiade Beijing 2022 akan Membawa Kasus Baru Covid-19
China memperkirakan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dapat menyumbang kasus Covid-19 baru di negara itu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - China memperkirakan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dapat menyumbang kasus Covid-19 baru di negara itu.
Wakil Direktur Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Komite Penyelenggara Olimpiade Musim Dingin Beijing, Huang Chun mengatakan China telah siap menghadapi kemunculan kasus Covid-19 klaster olimpiade.
Dilansir CNN, Huang menjelaskan staf dan atlet yang terinfeksi Covid-19 nantinya tidak diizinkan bekerja atau tanding.
Mereka akan dibawa ke rumah sakit atau fasilitas karantina yang ditunjuk, tergantung adanya gejala atau tidak.
Baca juga: Jepang Umumkan Tidak Akan Kirim Delegasi Pemerintah ke Olimpiade Beijing 2022
Baca juga: Soal Boikot Olimpiade Beijing, Jepang Pertimbangkan Masalah Hak Asasi Manusia di China
Pasien simptomatik akan dipulangkan setelah suhu tubuh kembali normal, gejala sakit pernapasan hilang, dan telah menjalani dua tes Covid-19 berturut dalam 24 jam.
Mereka, kata Huang, dapat memilih apakah akan berpartisipasi dalam tahap kompetisi berikutnya atau kembali bekerja.
Sementara itu untuk pasien tanpa gejala, mereka akan dites Covid-19 setiap 24 jam di fasilitas karantina.
Orang-orang asimptomatik ini akan dibebaskan jika hasilnya negatif Covid-19.
Huang menambahkan, panitia juga memperkenalkan kebijakan terkait kontak dekat kasus positif.
Atlet yang merupakan kontak pasien positif harus menginap dan makan secara terpisah dari peserta lain, bolak-balik dari asrama ke stadion dengan kendaraan khusus, mengikuti tes Covid-19 dua kali sehari, dan bertanding "dalam beberapa kondisi" jika tes mereka kembali negatif.
Kasus Covid-19 Sudah Ditemukan dari para Atlet
Wakil Presiden dan Sekretaris Jenderal Komite Penyelenggara Olimpiade Musim Dingin Beijing, Han Zirong mengatakan bahwa kasus Covid-19 telah ditemukan di antara atlet sejak Oktober lalu.
Han menyebut, mereka yang terinfeksi telah dikarantina dan kontak dekatnya diizinkan berlatih dan bertanding di bawah perlindungan ketat.
Bahkan beberapa di antara atlet yang terpapar Covid-19 itu merupakan peraih medali emas.
"Bahkan ketika kasus Covid-19 terjadi, kami menanganinya secara efektif dan tidak ada penyebaran penyakit. Wajar jika kebijakan pencegahan epidemi diterima dengan baik," kata Han.
Jepang Tak Akan Mengirim Pejabat ke Olimpiade Beijing
Sementara itu, Jepang tidak akan mengirim pejabatnya sebagai perwakilan dalam ajang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang akan berlangsung pada Februari mendatang.
Dalam konferensi pers Jumat (24/12/2021), Jepang menyatakan tidak membuat keputusan ini sebagai boikot diplomatik.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan, sejumlah petinggi Olimpiade Jepang dan Ketua Paralimpiade tetap akan menghadiri acara di Beijing nanti.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengaku tidak berencana hadir dalam gelaran Olimpiade Beijing.
Festival olah raga dunia ini sebenarnya mendapat banyak seruan boikot dari para aktivis dan kritikus.
Terlebih karena adanya laporan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uyghur di Xinjiang.
Baca juga: Kasus COVID Meningkat, Kota Xian di China Terapkan Lockdown Terketat Tahun Ini
Baca juga: 208 Orang Tewas Akibat Topan Rai di Filipina, Badai Kini Mengarah ke Vietnam dan China
Sejumlah pemerintah asing, anggota parlemen, pengadilan independen, dan kelompok kemanusiaan telah menyatakan perlakuan China terhadap Uyghur sebagai genosida.
Sejauh ini, Inggris, Kanada, dan Australia mengikuti AS untuk melakukan boikot diplomatik terhadap China.
Artinya, empat negara ini tidak akan mengirim delegasi resmi, meskipun atlet mereka tetap akan bertanding.
China geram dengan boikot ini dan mengancam AS akan melakukan pembalasan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)