Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa yang Terjadi Jika Gunung Fuji Meletus? Profesor Jepang Gambarkan Simulasi, Persiapan Bagi Warga

Diperkirakan bahwa 2 hingga 4 cm abu vulkanik terakumulasi dari Yokohama ke pesisir wilayah Tokyo.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Apa yang Terjadi Jika Gunung Fuji Meletus? Profesor Jepang Gambarkan Simulasi, Persiapan Bagi Warga
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Penampakan Gunung Fuji di Jepang saat hari Natal, Sabtu (25/12/2021) sore dari kejauhan. 

Selimut aluminium santai yang dapat dibeli seharga 100 yen juga efektif.

Ini memiliki retensi panas yang tinggi, dan jika Anda memakainya, itu akan melindungi Anda dari dingin, dan permukaan yang halus memudahkan untuk menghilangkan abu.

Menurut simulasi yang dikeluarkan oleh Dewan Pencegahan Bencana Pusat Jepang, abu menyebar ke timur dalam waktu dua hari sejak letusan Gunung Fuji, dan diperkirakan bahwa 2 hingga 4 cm abu vulkanik terakumulasi dari Yokohama ke pesisir wilayah Tokyo.

"Hidup di abu vulkanik secara langsung berkaitan dengan bahaya kesehatan, terutama bagi penderita penyakit pernapasan seperti asma. Penting untuk memiliki masker gas di rumah secara teratur. Aktivitas di luar ruangan hampir tidak mungkin," tambah Wada.

Saat hujan abu vulkanik, wilayah Kanto dilanda pemadaman listrik skala besar.

Bola api terlihat di dekat Gunung Fuji Prefektur Yamanashi, Jepang.
Bola api terlihat di dekat Gunung Fuji Prefektur Yamanashi, Jepang. (Foto NHK/Richard Susilo)

"Abu vulkanik memiliki sifat menghantarkan listrik ketika basah oleh air. Oleh karena itu, abu menumpuk pada isolator yang menempel pada tiang listrik, dan ketika basah oleh hujan, terjadi kebocoran listrik dan terjadi korsleting," ujarnya.

Pada letusan Gunung Aso di Prefektur Kumamoto yang sebenarnya terjadi pada bulan Oktober 2016, terjadi hujan setelah letusan, dan 29.000 rumah tangga padam listrik.

BERITA REKOMENDASI

Panel surya berhenti menghasilkan listrik karena abu jatuh, dan pembangkit listrik termal berhenti karena penyumbatan filter intake.

Jika listrik padam, ATM tidak akan berfungsi dan Anda tidak akan dapat menarik uang tunai jika terjadi keadaan darurat.

Abu vulkanik, yang menjadi lumpur saat basah, dengan mudah menyumbat septic tank dan pipa saluran pembuangan di saluran air.

"Kita juga harus berasumsi bahwa pasokan air akan berhenti dan toilet tidak akan tersedia. Selain itu, kemungkinan persediaan sehari-hari akan habis karena terhentinya logistik. Minum untuk jumlah anggota keluarga di rumah. perlu untuk menimbun air, makanan, toilet sederhana untuk pencegahan bencana, penghangat badan," tambah profesor Shimamura.

Baca juga: Menteri Jepang Minta Kepala Daerah Koordinasi Antar Wilayah Jika Terjadi Kekurangan Vaksin Covid-19

Listrik, telepon, internet, air dan pembuangan kotoran, transportasi, mobil semua berhenti. Di Tokyo, orang dipaksa untuk hidup seperti zaman Edo.


Berdasarkan simulasi yang ditulis pada bagian pertama, jumlah total abu vulkanik yang perlu dikeluarkan adalah 470 juta meter persegi.

Ini sekitar 10 kali lipat jumlah limbah bencana dari Gempa Besar Jepang Timur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas