Ayah dari Terduga Pelaku Penyusupan Istana Ratu Elizabeth Sebut Ada yang Salah dengan Anaknya
Ayah dari remaja yang mengklaim ingin menghabisi Ratu Elizabeth II di hari Natal menyebut ada yang salah dengan anaknya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Ayah dari remaja yang mengklaim ingin menghabisi Ratu Elizabeth II di hari Natal menyebut ada yang salah dengan anaknya.
Dilansir Evening Standard, remaja 19 tahun asal Southampton ditangkap atas dugaan penyusupan serta kepemilikan senjata berbahaya.
Ia ditangani di bawah Undang-Undang Kesehatan Mental dan berada dalam perawatan profesional medis.
Mengutip DW, Undang-undang Kesehatan Mental memungkinkan pihak berwenang untuk menahan dan merawat orang-orang dengan masalah kesehatan mental tanpa persetujuan mereka ketika mereka dianggap menimbulkan risiko bagi diri mereka sendiri atau orang lain.
Undang-undang Kesehatan Mental disahkan pada tahun 1983 dan diperbarui pada tahun 2007.
Tindakan tersebut berlaku di Inggris dan Wales, yurisdiksi yang mencakup dua dari empat negara konstituen Inggris.
Baca juga: Penyusup Kastil Windsor Ingin Bunuh Ratu Elizabeth II Sebagai Balas Dendam Kasus di India 1919
Baca juga: Video Tunjukkan Penyusup Masuki Kastil Windsor, Ancam Akan Bunuh Ratu Elizabeth II
Dua negara lainnya adalah Irlandia Utara dan Skotlandia.
Kepada Daily Mail, sang ayah mengatakan:
"Ada yang tidak beres dengan putra kami dan kami mencoba mencari tahu apa itu."
"Kami tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya tetapi kami mencoba untuk mendapatkan bantuan yang dia butuhkan."
"Dari sudut pandang kami, kami memang sedang melalui masa sulit, kami mencoba menyelesaikan masalah ini dan itu tidak mudah."
Sebelumnya, aksi remaja tersebut tertangkap CCTV, ia memegang panah di sekitar Kastil Windsor, tempat Ratu menghabiskan Natal.
Remaja itu menyebut ia ingin balas dendam terhadap pembantaian Amritsar.
Pembantaian Jallianwala Bagh, atau Pembantaian Amritsar, terjadi di India pada tahun 1919.
Saat itu pasukan kolonial Inggris menembak dan membunuh 379 pengunjuk rasa dan melukai sekitar 1.200 orang.
Baca juga: Kematian Uskup Agung Desmond Tutu, Ratu Elizabeth II: Tanpa Lelah Perjuangkan Hak Asasi Manusia
Baca juga: Ratu Elizabeth II Sampaikan Pesan di Hari Natal, Ungkap Kepedihan Kehilangan Pangeran Philip
Rekaman itu diperoleh The Sun, menunjukkan sosok bertopeng mengenakan hoodie hitam dan memegang panah.
Dengan suara terdistorsi, ia mengatakan ingin "membunuh Ratu" dalam misi "balas dendam".
Dalam sebuah pesan video, pria itu berkata:
"Saya minta maaf. Saya minta maaf atas apa yang telah saya lakukan dan apa yang akan saya lakukan."
"Saya akan mencoba untuk membunuh Elizabeth, Ratu Keluarga Kerajaan."
"Ini adalah balas dendam bagi mereka yang tewas dalam pembantaian Jallianwala Bagh 1919."
"Ini juga merupakan balas dendam bagi mereka yang telah dibunuh, dipermalukan dan didiskriminasi karena ras mereka."
Seorang juru bicara dari Scotland Yard mengatakan:
"Tindakan keamanan dilakukan beberapa saat setelah pria itu memasuki pekarangan."
"Dia tidak memasuki gedung apa pun."
"Setelah pencarian pria itu, sebuah panah ditemukan."
Mereka menambahkan: "Penyelidikan tentang keadaan penuh insiden ini sedang dikembangkan oleh operasi spesialis Polisi Metropolitan."
Ratu menghabiskan Hari Natal di Kastil Windsor.
Sementara itu, seorang sumber istana mengatakan:
"Jelas mengkhawatirkan harus berurusan dengan hal seperti ini, terutama setelah Yang Mulia telah melalui begitu banyak kejadian tahun ini dan menjelang Natal."
"Harus ada evaluasi besar terhadap prosedur dan protokol keamanan setelah acara ini."
"Untungnya penyusup itu ditangkap dan polisi segera berada di tempat kejadian tetapi ada hawa dingin di udara atas apa yang bisa terjadi."
Istana Buckingham menolak mengomentari insiden tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)