Kasus Covid-19 Terkendali, Singapura Tiadakan WFH Per 1 Januari 2022
Melewati masa kritis tiga bulan terakhir, kasus Covid-19 di Singapura kini terbilang kondusif.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melewati masa kritis tiga bulan terakhir, kasus Covid-19 di Singapura kini terbilang kondusif.
Demikian diungkapkan oleh Associate Profesor Bidang Sosiologi Bencana NTU Singapura, Sulfikar Amir.
"Sekarang ini allhamdulillah kondusif. Memang 3 bulan terakhir ada Singapura harus melewati masa cukup sulit. Jumlah kasus melonjak drastis. Bukan berarti tidak bisa diantisipasi," ungkapnya pada siaran Radio MNC Trijaya FM, Selasa (28/12/2021).
Singapura sendiri, kata Sulfikar, sudah menghitung dan meproyeksinya jumlah kasus yang naik, sehingga sudah mempersiapkan seluruh infrastruktur kesehatan termasuk tenaga kesehatan dan dokter.
Di sisi lain kata Sulfikar, cakupan vaksin Covid-19 di Singapura menjadi salah satu tertinggi di dunia yaitu mencapai 87 persen untuk populasi total.
Hal inilah yang mendorong kasus pandemi Covid-19 dapat terkendali. Bahkan menurut Sulfikar, terhitung hari ini jumlah kasus menurun drastis hingga mencapai 100 perhari.
"Singapura sudah memasuki masa disebut normalisasi. Melewati masa stabilisasi sampai November kemarin, sampai sekarang itu jumlah kasus relatif rendah. Walau ada ancaman Omicron," kata Sulfikar menambahkan.
Menurut Sulfikar, Omicron sempat memunculkan kekhawatiran publik. Apalagi daya tular yang diduga 500 persen lebih tinggi dari Varian Delta. Kekhawatiran itu pun dikuti oleh tingkat keparahan.
"Tetapi jika dilihat dari data yang muncul dari Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, bisa dikatakan bahwa Omicron tingkat infeksi jauh lebih rendah dari Delta. Cukup melegakan," papar Sulfikar lagi.
Di sisi lain, sifat virus masih memiliki ketidakpastian yang sangat tinggi. Sehingga harus tetap berhati-hati.
Impilkasinya menurut Sulfikar adalah bagaimana pemerintah mempersiapkan kebijakan dan tindakan responsif yang sesuai dengan situasi di depan mata.
"Singapura saat ini terus melakukan relaksasi. Bahkan 1 Januari mendatang, kebijakan work from home (WFH) akan dihapuskan," pungkasnya.
Pemerintah Singapura menetapkan kerja dari rumah tidak akan diberlakukan pada 1 Januari mendatang. Kecuali ada terkendala tertentu.
Di sisi lain vaksinasi terus dilakukan. Singapura juga melakukan booster dan telah mencakup 20 persen. Booster kata Sulfikar memang telah dilakukan sejak Oktober kemarin.
"Kemudian relaksasi di ruang publik juga terus ditingkatkan. Termasuk restoran, kunjungan keluarga, lalu sekolah dan sebagainya," pungkas Sulfikar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.