Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profesor Nishiura Minta Pemerintah Cepat Antisipasi, Jangan Sampai Omicron Menyebar Luas di Jepang

Nishiura juga sangat merekomendasikan masyarakat segera melakukan vaksinasi booster setelah 6 sampai 8 bulan divaksinasi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Profesor Nishiura Minta Pemerintah Cepat Antisipasi, Jangan Sampai Omicron Menyebar Luas di Jepang
Data Imperial College London/Koresponden Tribunnews Richard Susilo
Dampak vaksin Pfizer terhadap varian Omicron pada vaksinasi booster. Data dari Imperial College London. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Hiroshi Nishiura MD PhD, ahli penyakit menular Jepang meminta pemerintah mengantisipasi dengan ketat agar Covid-19 varian Omicron tidak menyebar luas di Jepang.

"Risiko sakit berat gara-gara Omicron dibandingkan Delta, memang hanya 0,8. Namun sekali varian Omicron sudah menyebar, maka penyebarannya cepat sekali," kata Hiroshi Nishiura dari Universitas Hokkaido dan Universitas Kyoto, baru-baru ini kepada pers.

Dicontohkannya, varian Omicron di Afrika Selatan 4,2 kali lebih cepat daripada Delta. Di Denmark 3,19 kali lebih cepat daripada Delta.

"Oleh karena itu kita harus bisa menahannya segera jangan sampai menyebar lebih luas lagi dengan tindakan tegas pemerintah terhadap orang yang telah terdeteksi corona, segera dikarantina ketat untuk melihat kepastian Omicron atau bukan," ujarnya.

Nishiura juga sangat merekomendasikan masyarakat segera melakukan vaksinasi booster setelah 6 sampai 8 bulan divaksinasi.

Prof Hiroshi Nishiura, anggota tim peneliti penyakit menular virus corona Kementerian Kesehatan Jepang dan dosen Universitas Hokkaido.
Prof Hiroshi Nishiura, anggota tim peneliti penyakit menular virus corona Kementerian Kesehatan Jepang dan dosen Universitas Hokkaido. (Foto Richard Susilo)

"Vaksinasi booster lebih cepat lebih baik, apalagi menggunakan Pfizer, risiko terinfeksi corona lebih kecil," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Namun demikian bagi yang sudah mendaparkan vaksin booster menurutnya bukan berarti 100 tidak akan terinfeksi corona.

Dari data yang ada, khususnya hasil penelitian Imperian College London, Nishiura mengungkapkan bahwa penggunaan vaksin booster Pfizer membuat kekebalan tubuh meningkat menjadi 48,4 persen dibandingkan dua kali vaksinasi yang hanya sekitar 4,8 persen.

"Artinya masih ada kemungkinan terinfeksi corona namun risiko lebih rendah ketimbang hanya dua kali vaksinasi," tambahnya.

Demikian pula risiko sakit berat jika terinfeksi Omicron menjadi sangat rendah karena daya tahan tubuh menjadi 85,5 persen.

Sementara jika vaksinasi hanya dua kali, hanya 35,2 persen daya tahan tubuh.

Baca juga: WHO: Dunia Belum Cukup Siap Hadapi Omicron dan Varian Baru Lainnya

Risiko kematian pun semakin rendah dengan daya tahan tubuh 91,7 persen dibandingkan vaksinasi dua kali Pfizer 50,4 persen.

Jika sudah divaksinasi booster risiko kematian akibat Omicron hanya sekitar 9 persen saja.

Efek daya tahan tubuh tersebut satu bulan setelah divaksinasi booster menggunakan Pfizer.

"Oleh karena itu saya sangat mengharapkan masyarakat secepatnya menerima vaksinasi booster," kata dia.

Sejak 1 Desember 2021 para kalangan medis telah divaksinasi booster dan kalangan lansia akan dimulai sekitar awal Februari 2022.

Sementara untuk masyarakat umum di Jepang, usia 18 tahun ke atas akan dimulai sekitar akhir Maret 2022.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas