Tentara Korea Utara Wajib Menjaga Kim Jong Un Meski Nyawa Taruhannya
Para pengamat mengatakan Korea Utara kemungkinan akan mengungkapkan sikap Kim Jong-un, tentang hubungan dengan Washington dan Seoul.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Tentara Korea Utara diwajibkan melindungi Kim Jong-un dengan nyawa mereka.
Hal itu diungkapkan media Korea Utara dalam perayaan 10 tahun berkuasanya Kim Jong-un di negara tertutup tersebut, Kamis (29/12/2021).
Peringatan itu datang saat Korea Utara mengadakan konferensi politik penting selama beberapa hari, di mana para pejabat membahas bagaimana mengatasi kesulitan yang dibawa oleh pandemi Covid-19.
Selain itu, juga diplomasi yang sudah lama tak aktif dengan Amerika Serikat (AS).
“Tentara dan komandan militer harus dan diwajibkan menjadi benteng tak tertembus dan dinding antipeluru dalam membelanya (Kim) dengan nyawa mereka,” bunyi pernyataan dari Rodong Sinmun dikutip dari Fox 23 News.
Baca juga: 7 Rekomendasi Drama Korea tentang Perselingkuhan, Bikin Emosi!
Surat kabar tersebut juga menyerukan pembangunan militer yang lebih modern dan maju untuk berfungsi sebagai penjaga yang diandalkan oleh negara dan rakyatnya.
Mereka juga mengatakan semua pasukan dan rakyat Korea Utara harus menjunjung tinggi kepemimpinan Kim Jong-un dan mendirikan negara sosialis yang kuat.
Korea Utara sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan propaganda yang sangat keras, mendesak rakyat bersatu di belakang Kim Jong-un di masa sulit.
Beberapa ahli mengatakan Kim Jong-un telah bergulat dengan momen terberat pada 10 tahun kekuasaannya, karena pandemic Covid-19, sanksi PBB dan kesalahannya dalam mengurus negara.
Pada Senin (27/12/2021), Kim Jong-un membuka rapat pleno Komite Sntral Partai Buruh yang berkuasa, untuk meninjau proyek-proyek masa lalu dan menentukan kebijakan utama masa depan.
Dalam rapat yang berlangsung dua hari tersebut, Kim Jong-un menerapkan strategi pembangunan yang tak ditentukan untuk pembangunan pedesaan negara itu.
Sedangkan para peserta membahas anggaran tahun depan dan agenda lainnya.
Para pengamat mengatakan Korea Utara kemungkinan akan mengungkapkan sikap Kim Jong-un, tentang hubungan dengan Washington dan Seoul.
Selain itu juga terkait diplomasi nuklir yang menemui jalan buntu dan kesulitan ekonomi, yang kemungkinan akan dikeluarkan pada akhir pertemuan pleno, akhir pekan ini.
Kim Jong-un menjadi penguasa Korea Utara pada 2011, setelah sang ayah, Kim Jong-il meninggal.
Sumber: Fox 23 News/Kompas.TV