Militer Israel Serang Jalur Gaza untuk Balas Dua Roket yang Ditembakkan oleh Hamas ke Wilayahnya
Militer Israel menyerang Jalur Gaza untuk membalas dua roket yang ditembakkan oleh Hamas ke Laut Mediterania di lepas pantai Israel tengah.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel melancarkan serangan terhadap gerilyawan di Jalur Gaza pada Minggu (2/1/2022) pagi.
Video yang direkam di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, menunjukkan tiga ledakan besar dan jet tempur terdengar terbang di atas kepala.
Belum dikonfirmasi apakah serangan itu memakan korban jiwa atau tidak.
Dikutip dari AP News, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan fasilitas pembuatan roket dan pos milik gerakan militan Palestina, Hamas.
Militer Israel menyalahkan kelompok itu atas segala kekerasan yang berasal dari wilayah yang dikuasainya.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati Warga Palestina, Diduga Menyerang dengan Pisau di Tepi Barat
Baca juga: POPULER Internasional: 10 Bencana Alam di Dunia 2021 | Pertemuan Presiden Palestina-Menhan Israel
Adapun serangan udara itu dilakukan sehari setelah dua roket ditembakkan dari wilayah yang dikuasai Hamas.
Roket yang ditembakkan Hamas itu mendarat di Laut Mediterania di lepas pantai Israel tengah, Sabtu (1/1/2022).
Tidak jelas apakah roket-roket itu dimaksudkan untuk menghantam Israel.
Namun, kelompok-kelompok militan yang berbasis di Gaza memang sering melakukan uji coba rudal ke arah laut.
Tidak ada laporan korban jiwa dari peluncuran roket hari Sabtu.
Terlepas dari satu insiden pada bulan September, tidak ada tembakan roket lintas perbatasan sejak gencatan senjata mengakhiri perang 11 hari antara Israel dan Hamas pada bulan Mei.
Gencatan senjata, yang ditengahi oleh Mesir dan mediator lainnya, telah rapuh.
Hamas mengatakan Israel tidak mengambil langkah serius untuk meredakan blokade yang diberlakukan di Gaza dengan bantuan Mesir ketika gerakan Islam menguasai daerah kantong pantai pada 2007.
Ketegangan juga meninggi karena kelompok-kelompok lain seperti Jihad Islam yang lebih kecil tetapi lebih 'garis keras', mengancam eskalasi militer jika Israel tidak mengakhiri penahanan administratif seorang tahanan Palestina yang telah melakukan mogok makan selama lebih dari 130 hari.