Hampir 100 Ribu Anak di Peru Kehilangan Orangtua karena Covid
Pemerintah melaporkan, Peru tercatat menjadi negara dengan tingkat kematian akibat virus corona tertinggi di dunia, Kamis (6/1/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
![Hampir 100 Ribu Anak di Peru Kehilangan Orangtua karena Covid](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/para-penggali-makam-covid-19-di-tpu-pondok-ranggon_20200923_001653.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Covid-19 menyebabkan hampir 100.000 orangtua anak di Peru meninggal dunia.
Pemerintah melaporkan, Peru tercatat menjadi negara dengan tingkat kematian akibat virus corona tertinggi di dunia, Kamis (6/1/2022).
"Sayangnya negara kita memiliki hampir 98.000 anak yang kehilangan ayah, ibu, atau wali mereka selama pandemi," ungkap Menteri Wanita Peru Anahi Durand, mengutip angka yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet.
Melansir France24, menurut analis AFP terhadap angka resmi, Peru memimpin dunia dalam total kematian Covid per kapita, dengan lebih dari 6.000 orang Peru per juta, meninggal karena penyakit itu.
Baca juga: Jepang Deklarasikan Pembatasan Covid di 3 Wilayah yang Menampung Pangkalan AS
Baca juga: Bantah Positif Covid-19 Sepulang dari Turki, Atta Halilintar Tunjukkan Hasil Tes PCR
![ILUSTRASI MAKAM KORBAN COVID-19. Suasana makam korban Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa (22/9/2020). Selain tenaga medis, penggali kubur makam Covid-19 menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Tribunnews/Irwan Rismawan](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/para-penggali-makam-covid-19-di-tpu-pondok-ranggon_20200923_001653.jpg)
Pemerintah berikan dana pensiun
Pemerintah saat ini memberikan dana pensiun sebesar 50 dolar Amerika setiap dua bulan kepada lebih dari 18.000 keluarga.
Durand berharap dapat memperluas manfaat untuk mencakup dukungan psikologis dan pendidikan, dan menjangkau lebih dari 83.000 anak-anak dan remaja.
Masalah utama saat ini adalah banyak keluarga tidak memiliki dokumen yang diperlukan untuk menerima dana tersebut, kata Durand.
Baca juga: Tiga Emak-Emak Jadi Komplotan Joki Vaksin di Semarang, Bayaran Rp 500 Ribu
Baca juga: WHO Peringatkan Agar Tak Sebut Omicron Sebagai Varian Ringan: Itu Membunuh Orang di Seluruh Dunia
“Banyak keluarga datang kepada kami dan ingin mengakses dana pensiun, tetapi mereka tidak memiliki akta kematian untuk Covid-19, pada gelombang pertama dan kedua orang meninggal di rumah, mereka tidak memiliki persyaratan untuk mendapatkan sertifikat itu,” katanya.
Negara berpenduduk 33 juta itu sedang mengalami gelombang ketiga Covid dan telah mencatat lebih dari dua juta kasus.
Berita lain terkait dengan Infeksi Virus Corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)