Mobil Otomatis Milik Toyota Kecelakaan Saat Uji Coba, Atlet Jepang Terluka Hingga Dirawat 2 Hari
Akibat kecelakaan ini Kitazono tak bisa ikut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Polisi Jepang mengungkapkan bahwa saat uji coba mobil otomatis Toyota untuk Olimpiade lalu, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan atlet Aramitsu Kitazono (30) terluka dan sempat dirawat di RS selama dua hari.
Aramitsu Kitazono adalah seorang pemain judo tunanetra kelas 81 kg.
Akibat kecelakaan ini Kitazono tak bisa ikut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga.
Polisi Metropolitan Tokyo, Kamis (6/1/2022) lalu mengirimkan dokumen kepada seorang karyawan laki-laki berusia 39 tahun dari Toyota Motor Co Ltd, yang merupakan operator bus.
Karyawan itu dicurigai telah melanggar Unten Shogaiho atau Undang-undang Lalu Lintas.
"Tidak ada masalah teknis dengan bus, dan dipastikan penyebabnya adalah kesalahan manusia," ungkap sumber kepolisian Jepang.
Pihak Toyota Motor pengembang mobil self-driving "e-pallet" berkomentar, "Kami akan terus bekerja sama dalam penyelidikan."
Baca juga: Miliarder Jepang Yusaku Maezawa Usulkan Para Pemimpin Negara Besar Meeting di Luar Angkasa
Bus yang menyebabkan kecelakaan itu beroperasi pada "Level 2", merupakan yang kedua dari bawah teknologi mengemudi otomatis lima tahap.
Ini adalah kendaraan yang sistemnya mendukung pengemudian manusia, dan tanggung jawab untuk mengemudi yang aman ada di tangan operator di dalamnya.
Diyakini bahwa ini adalah pertama kalinya di Jepang seorang operator diajukan sebagai pengemudi mobil otomatis.
Kecelakaan itu bermula saat seorang karyawan laki-laki menabrak Kitazono ketika dia menjalankan mobil listrik Toyota "e-pallet" (kapasitas 20 orang) di jalan wilayah Tokyo yang melewati Olympic Village sekitar pukul 14.00 pada tanggal 26 Agustus 2021.
Akibatnya Kitazono terluka dan dirawat di rumah sakit selama dua hari.
Saat itu ada lima penumpang dan dua operator di dalam bus, tetapi tidak ada korban luka.
Dua operator adalah karyawan Toyota, satu bertanggung jawab untuk memulai dan menghentikan operasi, dan yang lainnya bertugas membuka dan menutup pintu.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo menetapkan bahwa operator yang bertanggung jawab untuk memulai dan menghentikan adalah lalai.
Seorang karyawan laki-laki saksi mata mengatakan, "Saya melihat orang-orang berkumpul, pasti ada sesuatu terjadi. Tapi akhirnya saya menyeberang jalan melanjutkan jalan kaki."
Presiden Toyota, Akio Toyoda pada 27 Agustus 2021 sempat menjelaskan lewat Toyota Times mengenai kecelakaan tersebut.
"Saya minta maaf karena menyebabkan kekhawatiran banyak orang akibat kecelakaan tersebut," papar Toyoda.
Menurut Presiden Toyoda, kecelakaan itu terjadi saat e-pallet berbelok ke kanan di pertigaan desa atlet (Olympic Village).
Diyakini bahwa dia melakukan kontak dengan Kitazono, yang sedang berjalan, segera setelah operator memulai secara manual setelah berhenti di penyeberangan pejalan kaki.
Baca juga: Pasar Modal Tokyo Jepang Perkenalkan Pasar Kategorisasi Mulai April 2022
Setelah kecelakaan itu, pengoperasian e-pallet dibatalkan di Desa Olimpiade.
Toyota sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mencegah pengulangan, seperti meningkatkan volume suara mendekat yang dibuat oleh e-pallet saat mengemudi.
"Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan bahwa itu benar-benar aman," kata Presiden Toyoda Akio Toyoda.
Dia juga menunjukkan sikap hati-hati.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.