Pertama di Dunia, Pria Ini Jalani Transplantasi Jantung Babi
Pria asal Maryland, Amerika Serikat (AS) menjadi pasien pertama di dunia yang menjalani transplantasi dari jantung babi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria asal Maryland, Amerika Serikat (AS) menjadi pasien pertama di dunia yang menjalani transplantasi jantung dari jantung babi.
Kondisi pasien berangsur membaik tiga hari setelah menerima hati babi yang dimodifikasi secara genetik dalam operasi transplantasi pertama dari jenisnya, University of Maryland Medicine mengatakan dalam rilis berita Senin (10/1/2022).
Diberitakan CNN, pria bernama David Bennett itu mengidap penyakit jantung terminal.
Menurut rilis tersebut, jantung babi adalah satu-satunya pilihan yang tersedia saat ini.
Bennett dianggap tidak memenuhi syarat untuk transplantasi jantung konvensional atau pompa jantung buatan setelah meninjau catatan medisnya.
Baca juga: Cara Mudah Menjaga Kesehatan Ginjal Sekaligus Jantung Sesuai Saran Dokter
Baca juga: Setahun Kerusuhan di Gedung Kongres AS, Joe Biden akan Ingatkan Tanggung Jawab Donald Trump
"Terlepas akan mati atau harus melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu ini adalah tembakan dalam kegelapan, tapi itu pilihan terakhir saya," kata Bennett sebelum operasi.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memberikan izin darurat untuk operasi pada 31 Desember, lalu.
Tiga gen yang memicu penolakan organ babi oleh sistem kekebalan manusia dikeluarkan dari babi donor, dan satu gen dikeluarkan untuk mencegah pertumbuhan jaringan jantung babi yang berlebihan.
Sementara enam gen manusia yang membantu untuk penerimaan kekebalan dimasukkan.
Dokter Bennett perlu memantaunya selama berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk melihat apakah transplantasi berhasil memberikan manfaat yang menyelamatkan jiwa.
Dia akan dipantau untuk masalah sistem kekebalan atau komplikasi lainnya.
"Hati manusia donor yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi daftar panjang penerima potensial," kata ahli bedah Dr. Bartley P. Griffith dalam sebuah pernyataan.
"Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan," sambungnya.
Transplantasi dianggap sebagai harapan terakhir untuk menyelamatkan hidup Bennett, meskipun belum jelas apa peluang jangka panjangnya untuk bertahan hidup.