WHO: Pemberian Booster Ulang dari Vaksin yang Ada Bukan Strategi Tepat Lawan Varian Baru
WHO menyerukan pemberian suntikan baru yang lebih menawarkan perlindungan terhadap penularan varian baru Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa kemarin bahwa mengulangi penggunaan dosis penguat (booster) vaksin virus corona (Covid-19) bukan merupakan strategi yang tepat dalam melawan varian yang muncul saat ini.
Lembaga kesehatan internasional itu pun menyerukan pemberian suntikan baru yang lebih menawarkan perlindungan terhadap penularan varian baru Covid-19.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (12/1/2022), sebuah kelompok ahli yang dibentuk oleh WHO untuk menilai kinerja vaksin Covid-19 mengatakan bahwa hanya memberikan suntikan baru dari vaksin yang ada saat ini bukan merupakan cara terbaik untuk memerangi pandemi.
Kelompok itu dinamakan Kelompok Penasehat Teknis WHO untuk Komposisi Vaksin Covid-19 (TAG-Co-VAC).
"Strategi vaksinasi berdasarkan dosis booster berulang dari komposisi vaksin asli, tidak mungkin tepat atau berkelanjutan," kata TAG-Co-VAC, dalam sebuah pernyataan.
Kelompok itu menyampaikan, mungkin ada kebutuhan untuk memperbaharui vaksin yang tersedia agar lebih menargetkan varian yang muncul seperti Omicron yang telah menyebar secara cepat dan telah terdeteksi di 149 negara.
Baca juga: Vaksin Booster yang akan Disuntikkan: Setengah Dosis Pfizer, AstraZeneca hingga Moderna
TAG-Co-VAC menyerukan pengembangan vaksin baru yang tidak hanya melindungi orang yang terinfeksi Covid-19 agar tidak mengalami gejala parah, namun juga mencegah orang agar tidak tertular virus tersebut.
"Vaksin Covid-19 yang berdampak besar terhadap pencegahan infeksi dan penularan, selain pencegahan gejala penyakit berat dan kematian, perlu dan harus dikembangkan," kata TAG-Co-VAC.
Vaksin ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka penularan dan memenuhi kebutuhan terkait langkah-langkah kesehatan serta sosial masyarakat yang ketat dan menjangkau secara luas.
Pengembang vaksin juga diminta untuk berusaha menciptakan vaksin yang membuat imun menjadi lebih kebal sehingga mengurangi kebutuhan akan dosis booster.
Menurut WHO, 331 kandidat vaksin saat ini sedang dikerjakan di seluruh dunia.
"Komposisi vaksin saat ini mungkin perlu diperbaharui, ini akan memastikan bahwa vaksin dapat terus memberikan tingkat perlindungan yang direkomendasikan WHO terhadap infeksi varian yang menjadi perhatian, termasuk Omicron dan varian baru lainnya," papar TAG-Co-VAC.
Hanya beberapa pekan setelah Omicron kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan, semakin jelas bahwa varian tersebut tidak hanya jauh lebih menular dibandingkan varian sebelumnya, namun juga lebih kebal terhadap vaksin.
WHO sejauh ini telah memberikan persetujuan untuk versi 8 vaksin yang berbeda.
TAG-Co-VAC menekankan bahwa vaksin tersebut memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh berbagai varian.
Namun data awal menunjukkan vaksin yang ada saat ini kurang efektif dalam mencegah terjadinya gejala penyakit Covid-19 pada orang yang telah terinfeksi varian Omicron.