VIRAL Wanita di China Ceritakan Bagaimana Ia Terjebak di Rumah Kencan Butanya, Gara-gara Lockdown
Seorang wanita di China viral setelah menceritakan bagaimana ia tak bisa pulang dari rumah kencan butanya karena lockdown.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita di China viral setelah menceritakan bagaimana ia tak bisa pulang dari rumah kencan butanya karena lockdown.
Dilansir The Guardian, wanita bernama Wang itu pergi makan malam pada hari Sabtu (8/1/2022) di rumah kencan butanya di Zhengzhou.
Adanya kasus Covid-19 membuat ribuan orang di kota itu harus dikarantina.
Setelah Wang menyelesaikan makanannya, area tempat tinggal kencan butanya itu di-lockdown.
Akibatnya, Wang tidak bisa meninggalkan rumah tersebut.
Kepada The Paper, media lokal yang berbasis di Shanghai, Wang menyebut ia pergi ke Zhengzhou dari Guangdong untuk perjalanan selama seminggu untuk mencari jodoh.
Baca juga: Didakwa Halangi Tracer Covid-19 Di Singapura, Pasangan China Ini Pasrah Dipenjara
Baca juga: Siswa SD Berprestasi di China Dapat Hadiah Anak Babi, Ada Makna Mendalam di Baliknya
Wang lantas menceritakan pengalamannya itu di media sosial dalam bentuk video.
"Aku mulai berumur sekarang, keluargaku mengenalkanku pada 10 pria," cerita Wang dalam salah satu video.
"Pria ke-5 ingin menunjukkanku kemampuan memasaknya."
"Ia mengundangku ke rumahnya untuk makan malam."
Wang juga membagikan video pendek mendokumentasikan kesehariannya saat di-lockdown.
Dalam beberapa video, terlihat kencan butanya itu memasak untuknya, mengerjakan pekerjaan rumah, bekerja dengan laptop dan lain sebagainya.
"Di samping fakta bahwa dia sangat pendiam, segala sesuatu tentangnya cukup baik," ujar Wang kepada Paper, Selasa.
"Meskipun masakannya biasa-biasa saja, dia masih mau memasak, yang menurut saya bagus."
Meski Wang tampaknya tidak mengeluh tentang pengalaman itu, lockdown yang berkepanjangan tidak membuat hubungannya tumbuh.
Namun yang tidak terduga bagi Wang adalah video diary-nya menjadi sensasi online di platform media sosial Weibo.
Tagar terkait telah dilihat lebih dari 5 juta kali di seluruh China.
Meksi begitu, ketenaran Wang ternyata menyebabkan rasa malu bagi teman kencannya.
Wang pada akhirnya menghapus beberapa video.
"Teman-teman terus meneleponnya dan saya pikir ini benar-benar mempengaruhi hidupnya, jadi saya telah menghapus video untuk saat ini," katanya dalam sebuah video yang diposting pada hari Selasa.
"Terima kasih semuanya atas perhatian Anda."
"Saya berharap wabah segera berakhir dan kalian yang lajang juga segera menemukan jodohnya."
Masih belum jelas apakah Wang masih terjebak di rumah teman kencannya.
Strategi Zero-covid di China
Dilaporkan Daily Mail, lebih dari 100 kasus Covid-19 telah dilaporkan di Zhengzhou sejak pekan lalu.
Beberapa kota di provinsi tengah Henan, yang terletak di dekat Xi'an, telah memperkuat pengendalian virus sejak akhir Desember.
Ibu kota provinsi Zhengzhou memberlakukan lockdown sebagian, yang menyebabkan sekolah dan bisnis non-esensial ditutup.
Ada juga tes skala besar yang diluncurkan untuk menguji hampir 13 juta penduduk kota itu untuk setiap pembawa Covid-19 yang "tidak terdeteksi."
Henan pada hari Rabu melaporkan 87 kasus lokal baru dan tidak jelas berapa banyak dari kasus itu yang merupakan varian Omicron.
Pihak berwenang China sangat waspada atas wabah Covid-19 di kota-kota besar beberapa minggu menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Sekarang ada total 20 juta orang yang terkurung di rumah mereka di China setelah kota Anyang dan Yuzhou bergabung dengan 13 juta orang di Xi'an berada di bawah karantina.
Warga dilarang meninggalkan rumah mereka bahkan untuk membeli makanan.
Munculnya varian Omicron yang menyebar cepat adalah ujian lain dari strategi nol-Covid China.
Lockdown menjadi metode "terpopuler" sejak penutupan Wuhan dan sebagian besar provinsi Hubei lainnya pada awal 2020 pada awal pandemi.
Sementara total kasus yang dilaporkan di China jauh lebih rendah daripada hotspot virus lainnya seperti Amerika Serikat dan Eropa, ada kekhawatiran luas tentang dampak Omicron.
Sebelum cluster terbaru, China hanya melaporkan beberapa kasus Omicron, semuanya terkait dengan infeksi impor.
Pihak berwenang sangat waspada terhadap wabah besar menjelang Olimpiade Musim Dingin, yang akan diselenggarakan Beijing pada 4-20 Februari.
Seorang pejabat Olimpiade Beijing yang bertanggung jawab atas pengendalian penyakit, Huang Chun, mengatakan penyelenggara mengandalkan kerja sama para atlet dan ofisial untuk mencegah wabah yang dapat mempengaruhi partisipasi.
"Jika transmisi klaster massal terjadi, itu akan berdampak pada Olimpiade dan jadwal," kata Huang.
Acara olahraga global itu akan bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek yang dipastikan ramai, di mana jutaan orang bepergian ke seluruh negeri.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)