Kapal Wisata Tanpa Awak Diluncurkan di Sarushima Yokosuka Jepang
Perusahaan sedang mengerjakan pengembangan kapal tanpa awak bekerja sama dengan lima konsorsium.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Yayasan Nippon Foundation mendemonstrasikan pengoperasian kapal wisata kecil tanpa awak, pertama di dunia di Sarushima, Kota Yokosuka 11 Januari 2022 lalu.
"Kami telah berhasil berlayar di Sarushima, Kota Yokosuka, dengan melakukan percobaan demonstrasi dengan pengoperasian kapal wisata kecil tanpa awak," ungkap Mitsuyuki Unno, Eksekutif Direktur Nippon Foundation.
"Ini adalah eksperimen demonstrasi operasi tak berawak pertama di dunia yang secara otomatis melakukan serangkaian navigasi dari berlabuh ke berlabuh untuk kapal wisata kecil," ujarnya.
Yayasan telah mempromosikan proyek percontohan pengembangan "MEGURI 2040" untuk kapal tak berawak sejak Februari 2020.
Perusahaan sedang mengerjakan pengembangan kapal tanpa awak bekerja sama dengan lima konsorsium (beberapa perusahaan swasta), dan akan melakukan percobaan demonstrasi di kelima konsorsium dari Januari hingga Maret 2022.
Percobaan demonstrasi yang sukses kali ini adalah salah satu dari lima konsorsium, "Kapal Tak Berawak @ Proyek Sarushima Kota Yokosuka".
Anggotanya termasuk Marubeni, Triangle, Mitsui E & S Shipbuilding, dan Yokosuka City.
Saat ini, ada sekitar 2.000 kapal penumpang di Jepang yang digunakan sebagai alat transportasi ke pulau-pulau terpencil.
Namun, jumlah pelaut di kapal penumpang domestik telah menurun 30 persen dalam 20 tahun terakhir ini, dari sekitar 10.000 menjadi sekitar 7.000 orang sejak tahun 2000.
Kekurangan pelaut dan peningkatan beban per pelaut menjadi masalah.
Dengan keberhasilan rangkaian pengembangan teknologi dan percobaan demonstrasi ini, dimungkinkan untuk mengubah teknologi operasi tanpa awak menjadi kapal kecil.
Dan dengan menyebarkannya secara luas ke kapal kecil, dapat digunakan untuk kapal kecil yang mendukung kehidupan penduduk pulau terpencil dan menutupi kekurangan jumlah pelaut di Jepang.
Baca juga: Profesor Jepang Sembuhkan Parkinson Gunakan Metronome
"Diharapkan kekurangan pelaut yang berusia 50-an atau lebih dapat teratasi di masa depan," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.