Sinyal Marabahaya Terdeteksi di Tonga Usai Letusan Gunung Berapi dan Tsunami
Suar marabahaya aktif ditemukan di dekat dua pulau Fonoi dan Mango di wilayah Ha'apai Tonga setelah letusan gunung berapi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah sinyal bahaya terdeteksi setelah letusan gunung berapi di bawah laut yang memicu tsunami di Tonga.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (17/1/2022) mengatakan, sebuah sinyal marabahaya telah terdeteksi di dekat sejumlah pulau yang terisolasi dan dataran rendah di Tonga.
Mengutip New York Post, suar marabahaya aktif ditemukan di dekat dua pulau Fonoi dan Mango di wilayah Ha'apai Tonga.
Belum ada kontak dari kelompok pulau Ha'apai sejak gunung berapi Hunga Tonga Hunga Ha'apai meletus pada Sabtu (15/1/2022) yang menyebabkan tsunami besar.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, sinyal marabahaya telah memicu keprihatinan khusus bagi penduduk kedua pulau itu.
Baca juga: Letak Tonga, Negara yang Diterjang Tsunami Akibat Letusan Gunung Bawah Laut
Baca juga: Kabel Internet Putus Akibat Erupsi Gunung Bawah Laut, Tonga Terancam Terisolasi selama Dua Minggu
Menurut pemerintah Tonga, 36 orang tinggal di pulau Mangga dan 69 di Fonoi.
Sementara, Ibu kota, Nuku'alofa, dan properti di sepanjang pantai barat pulau itu rusak parah.
Asesmen formal, khususnya di pulau-pulau terluar, belum diumumkan ke publik karena jalur komunikasi Tonga rusak parah akibat bencana alam itu.
Australia dan Selandia Baru mengirim penerbangan pengintaian Senin untuk menilai kerusakan.
Menteri Australia untuk Pasifik Zed Seselja mengatakan Senin pagi bahwa pihak berwenang telah mengunjungi pantai dan melaporkan kerusakan signifikan karena rumah-rumah terseret tsunami.
Sementara itu, Palang Merah sedang memobilisasi untuk membantu dengan apa yang digambarkan sebagai letusan gunung berapi terburuk yang pernah dialami Pasifik dalam beberapa dekade.
Seperti diketahui, Dampak letusan gunung berapi itu terasa hingga Fiji, Selandia Baru, AS, dan Jepang.
Selandia Baru dan Australia Kirim Pesawat
Selandia Baru dan Australia telah mengirim pesawat ke Tonga untuk menilai kerusakan setelah letusan gunung berapi yang memicu tsunami.
Letusan pertama gunung berapi bawah laut Hunga Tonga yang berada di Pasifik Selatan terjadi pada Jumat (14/1/2022).
Kemudian, letusan kedua terjadi pada Sabtu (15/1/2022) pukul 17.26 waktu setempat.
Abu letusan telah menutupi pulau-pulau di Pasifik, memutus aliran listrik dan komunikasi.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan, orang yang terdampak bencana tersebut mencapai 80.000, seperti diberitakan BBC.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan tsunami telah menimbulkan kerusakan yang signifikan.
Sejauh ini, informasi masih sulit didapat dan belum ada laporan kematian.
Selandia Baru dan Australia mengirimkan penerbangan pengawasan untuk menilai tingkat kerusakan.
Angkatan Pertahanan Selandia Baru mentweet bahwa sebuah pesawat telah pergi untuk membantu dalam penilaian dampak awal daerah dan pulau-pulau dataran rendah.
Katie Greenwood dari IFRC di Fiji mengatakan bahwa bantuan sangat dibutuhkan.
"Kami menduga ada hingga 80.000 orang di seluruh Tonga yang terkena dampak letusan itu sendiri atau dari gelombang tsunami dan genangan akibat letusan," katanya.
"Itu (bencana) mengejutkan orang-orang, jadi kami menaruh perhatian pada pulau-pulau terluar itu dan kami sangat ingin mendengar dari orang-orang."
Mengutip ABC, Menteri Pertahanan Marise Payne mengatakan Angkatan Udara Australia sedang melakukan kegiatan pengawasan di daerah yang terkena dampak.
Sebuah pesawat pengintai dan C130 sebelumnya lepas landas dari Pangkalan RAAF di Amberley di Queensland menuju Tonga.
Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Australia, Zed Seselja, mengatakan kontak Tonga dengan seluruh dunia telah terganggu oleh kerusakan pada kabel bawah laut.
"Pemahaman saya adalah bahwa komunikasi dalam Tonga sampai batas tertentu beroperasi," katanya.
"Komunikasi internasional melalui kabel yang terpengaruh itulah yang menyebabkan beberapa kesulitan."
Baca juga: Jalur Komunikasi Lumpuh, 4 WNI di Tonga Masih Belum Diketahui Kabarnya
Baca juga: Pasca-Erupsi Gunung Bawah Laut, Tonga Kini Serukan Bantuan Darurat
Dia mengatakan Australia sedang bersiap untuk mengirim sejumlah besar bantuan kemanusiaan dan HMAS Adelaide kemungkinan juga akan dikerahkan.
Wakil kepala misi Komisi Tinggi Tonga di Australia, Curtis Tu'ihalaningie, mengatakan sejauh ini tidak ada kematian yang dikonfirmasi.
Tu'ihalaningie mengatakan mereka mendapatkan informasi mereka melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan.
"Sejauh ini, kami menerima kerusakan minimal hanya pada situs pesisir ibukota, dan beberapa bagian Tonga, pulau utama Tongatapu, dan sejauh ini kami belum menerima laporan kematian," katanya.
Namun, pihak berwenang belum melakukan kontak dengan beberapa wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Tu'ihalaningie mengatakan diharapkan komunikasi akan dipulihkan dengan Tonga beberapa waktu minggu ini.
(Tribunnews.com/Yurika)