Peluncuran Layanan 5G di Bandara AS Tertunda, Keamanan Dipertanyakan
Rencana perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat AT&T untuk meluncurkan layanan 5G di dekat beberapa bandara minggu ini terpaksa ditunda.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Rencana perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat AT&T untuk meluncurkan layanan 5G di dekat beberapa bandara minggu ini terpaksa ditunda.
Penundaan tersebut disebabkan adanya kekhawatiran dari sejumlah pihak yang menyebut layanan 5G dapat menghalangi teknologi penerbangan dan menyebabkan gangguan penerbangan yang masif.
Dilansir PBS, AT&T pada hari Selasa (18/1/2022) mengatakan pihaknya akan menunda menyalakan menara seluler baru di sekitar landasan pacu di beberapa bandara, meski tidak disebutkan berapa banyaknya.
Mereka akan bekomunikasi dengan regulator federal untuk menyelesaikan perselisihan tentang potensi gangguan dari layanan 5G baru tersebut.
Keputusan itu muncul setelah industri penerbangan memperingatkan bahwa ribuan penerbangan dapat dibatalkan atau ditunda jika peluncuran dilakukan di dekat bandara utama.
Berikut adalah poin-poin penting seputar pembangunan layanan 5G di bandara.
Baca juga: Kominfo Targetkan Pemeratan 5G untuk Beberapa Lokasi Vital di Indonesia
Baca juga: FAA Minta Produsen Pesawat Boeing Tingkatkan Fitur Keamanan Karena Jaringan 5G
Sikap Pemerintah Federal
Komisi Komunikasi Federal (FCC), badan yang menjalankan lelang spektrum radio, menetapkan bahwa C-Band dapat digunakan dengan aman di sekitar lalu lintas udara.
FCC pada tahun 2020 menetapkan penyangga antara pita 5G dan spektrum yang digunakan pesawat untuk menyelesaikan masalah keamanan yang ada.
Tetapi Menteri Transportasi Pete Buttigieg dan Administrator Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) Stephen Dickson, yang agensinya bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan, melihat adanya potensi masalah.
Pada hari Jumat (14/1/2022), mereka meminta AT&T dan perusahaan wireless Verizon untuk menunda aktivasi C-Band 5G di dekat sejumlah "bandara prioritas" yang belum ditentukan sembari FAA melakukan studi lebih lanjut.
Respons AT&T dan Verizon
Baik AT&T dan Verizon menepis kekhawatiran itu.
Kelompok perdagangan industri nirkabel CTIA mencatat bahwa sekitar 40 negara telah menyebarkan untaian C-Band 5G tanpa adanya laporan gangguan berbahaya pada peralatan penerbangan.
Tetapi CEO AT&T John Stankey dan CEO Verizon Hans Vestberg memang menawarkan untuk mengurangi kekuatan jaringan 5G mereka di dekat bandara, seperti yang telah dilakukan Prancis.
"Hukum fisika adalah sama di Amerika Serikat dan Prancis," kata Stankey dan Vestberg dalam sebuah surat pada hari Minggu kepada Buttigieg dan Dickson.
"Jika maskapai penerbangan AS diizinkan untuk mengoperasikan penerbangan setiap hari di Prancis, maka kondisi operasi yang sama seharusnya memungkinkan mereka melakukannya di Amerika Serikat."
Meskipun pihak telekomunikasi mengambil langkah-langkah untuk menenangkan izin federal, mereka masih masih bertikai dengan maskapai penerbangan, yang telah membatalkan lebih dari 10.000 penerbangan AS sejak Malam Natal karena cuaca buruk dan kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh COVID-19.
"Industri penerbangan menghadapi banyak tantangan, tapi 5G bukan salah satunya," kata Vestberg dalam memo perusahaan Selasa.
Berapa Banyak Pesawat yang Terkena Dampaknya?
Berdasarkan kesepakatan penundaan tersebut, FAA akan melakukan survei untuk mengetahui dampak layanan 5G di sekitar bandara.
FAA akan mengizinkan pesawat dengan altimeter yang akurat dan andal untuk beroperasi di sekitar 5G berdaya tinggi.
Tetapi pesawat dengan altimeter yang lebih tua tidak akan diizinkan melakukan pendaratan dalam kondisi visibilitas rendah.
Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
Penundaan dua minggu akan memberi waktu kepada FAA dan perusahaan telekomunikasi untuk mengimplementasikan perjanjian.
AT&T dan Verizon akan diizinkan untuk meluncurkan layanan C-Band bulan ini di bawah lisensi FCC yang sudah diberikan.
Maskapai memiliki waktu hingga Jumat untuk memberi perusahaan daftar hingga 50 bandara di mana mereka yakin kekuatan layanan C-Band harus dikurangi.
Hingga Juli, pihak telekomunikasi akan berbicara dengan FAA dan maskapai penerbangan tentang potensi tindakan jangka panjang terkait layanan 5G di dekat bandara.
Namun, berdasarkan ketentuan perjanjian dengan FAA, AT&T dan Verizon akan memiliki kekuatan tunggal untuk memutuskan apakah ada perubahan dalam layanan yang akan diberlakukan.
"Kami merasa ini hal yang benar untuk dilakukan bagi masyarakat penerbangan, termasuk pelanggan kami dan kita semua, untuk memberi FAA sedikit waktu untuk menyelesaikan masalahnya dengan komunitas penerbangan."
"Dengan begitu mereka bisa menghindari ketidaknyamanan penumpang dengan penambahan penundaan penerbangan," kata Vestberg dalam memonya.
Nicholas Calio, presiden kelompok perdagangan maskapai, lebih memilih diam.
Meski begitu, ia berterima kasih kepada pejabat federal untuk mencapai kesepakatan dengan AT&T dan Verizon.
"Keselamatan adalah dan akan selalu menjadi prioritas utama maskapai penerbangan AS."
"Kami akan terus bekerja dengan semua pemangku kepentingan untuk membantu memastikan bahwa layanan 5G baru dapat hidup berdampingan dengan penerbangan dengan aman," kata Calio.
FAA juga mengeluarkan pernyataan singkat tentang penundaan dua minggu ini.
Pihaknya berharap dapat menggunakan waktu dan ruang tambahan untuk mengurangi gangguan penerbangan yang terkait dengan penyebaran 5G tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)