Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi di Amerika: Mayoritas Efek Samping Vaksin Covid-19 Bukan Akibat Vaksinnya, Ini Penyebabnya

Peneliti di Harvard Medical School menemukan bahwa 76 persen efek samping vaksin Covid-19 bukan dari vaksinnya, melainkan ekspeksi masyarakat

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Studi di Amerika: Mayoritas Efek Samping Vaksin Covid-19 Bukan Akibat Vaksinnya, Ini Penyebabnya
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Tingkat efek samping vaksinasi Covid-19 pada anak-anak lebih kecil dibandingkan vaksinasi kepada orang dewasa mencapai 78 kali lipat. 

TRIBUNNEWS.COM – Studi baru menunjukkan bahwa banyak orang sangat khawatir tentang efek samping vaksin Covid-19 sehingga mereka benar-benar merasakannya, bahkan jika mereka mendapatkan placebo.

Dikutip dari Russian Today, peneliti Harvard Medical School menyebutkan bahwa sebagian besar efek samping vaksin Covid-19 disebabkan oleh ekspektasi orang dari vaksin tersebut.

Kesimpulan diambil setelah peneliti menganalisis data lebih dari 45 ribu peserta uji coba.

Disebutkan, berbagai efek samping sistemik, seperti sakit kepala, kelelahan, dan nyeri sendi dilaporkan terjadai di kedua bagian kelompok fokus.

Kedua kelompok adalah mereka yang menerima berbagai vaksin Covid, serta mereka yang tanpa sadar menerima plasebo.

Baca juga: Vaksin Booster Sinovac Disebut Dapat Tingkatkan Antibodi 20 - 30 Kali dengan KIPI yang Rendah

Baca juga: WHO: Tidak Ada Bukti Anak-Anak dan Remaja yang Sehat Membutuhkan Booster Vaksin Covid-19

Setelah menganalisis laporan tersebut, para ilmuwan dari Beth Israel Deaconess Medical Center yang berbasis di Boston sampai pada kesimpulan bahwa apa yang disebut efek nocebo, telah menyumbang tiga perempat dari semua efek samping vaksin yang dilaporkan.

Efek nocebo adalah sensasi tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kecemasan atau harapan buruk.

Berita Rekomendasi

Laporan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open, mengatakan bahwa 35 persen penerima plasebo melaporkan efek samping setelah dosis pertama dan 32 persen setelah dosis kedua.

Secara signifikan lebih banyak efek samping dilaporkan dalam kelompok vaksin.

Tetapi, “apa yang disebut reaksi nocebo menyumbang 76 persen efek samping sistemik setelah dosis pertama vaksin Covid-19 dan 52 persen setelah dosis kedua,” sebut laporan itu.

Baca juga: Menkes: Vaksin Booster Setengah Dosis Beri Dampak KIPI yang Ringan

Baca juga: Uji Klinis Booster Vaksinasi Covid-19 Tak Temukan KIPI Berat

Para ilmuwan mencatat bahwa, meskipun alasan keraguan vaksinasi beragam dan kompleks, kekhawatiran tentang potensi efek samping dari vaksin Covid-19 tampaknya menjadi faktor utama.

“Program vaksinasi publik harus mempertimbangkan respons nocebo yang tinggi ini,” kata mereka.

Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, Profesor Harvard Medical School Ted Kaptchuk, menjelaskan ilmu di balik efek nocebo.

Dia menunjukkan bahwa gejala nonspesifik, seperti sakit kepala dan kelelahan, tercantum dalam banyak buklet informasi sebagai efek samping yang khas dari vaksin Covid-19.

“Bukti menunjukkan bahwa informasi semacam ini dapat menyebabkan orang salah mengartikan sensasi latar belakang sehari-hari yang umum muncul dari vaksin atau menyebabkan kecemasan dan kekhawatiran yang membuat orang sangat waspada terhadap perasaan tubuh tentang efek samping,” kata Kaptchuk.

Baca juga: Ini KIPI yang Sering Dialami Anak-anak Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Baca juga: Survei 36,4 Persen Orang Enggan Divaksinasi Karena Takut Efek Samping, Ini Tanggapan Komnas KIPI

Dilansir dari The Guardian, Direktur Pusat Penasihat Imunisasi Nikki Turner mengatakan efek samping umum seperti sakit lengan dan sakit kepala biasa terjadi pada sebagian besar jenis vaksin.

"Banyak orang yang sadar dari vaksin lain Anda biasanya mendapatkan sakit lengan, Anda mendapatkan sakit dan nyeri, Anda bisa mendapatkan sakit kepala, beberapa orang demam, beberapa orang bisa merasa sangat lelah dan beberapa perlu mengambil cuti kerja ... ini normal, hal-hal standar," kata Dr Turner kepada The AM Show. (Tribunnews.com/RT/TheGuardian/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas