Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik, Keenam Kali di Awal Tahun 2022
Korea Utara kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek. Peluncuran tersebut yang keenam pada bulan ini.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan dan Jepang melaporkan bahwa Korea Utara telah menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut, Kamis (27/1/2022).
Korea Utara telah meningkatkan pengujian senjata untuk mempertahankan diri terhadap Amerika Serikat (AS), yang disebutnya sebagai musuh.
Melansir Al Jazeera, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengumumkan, peluncuran tersebut menjadi yang keenam kali di bulan ini.
JCS mengatakan, pihaknya mendeteksi peluncuran dari dalam laut dan sekitar Hamhung, sebuah kota di pantai timur, sekitar pukul 8 pagi, kantor berita Yonhap melaporkan.
Rudal itu terbang sekitar 190 km pada ketinggian sekitar 20 km.
“Militer kami terus mengawasi gerakan Korea Utara terkait dan menjaga postur kesiapan,” kata JCS.
Baca juga: Pejabat Seoul: Korea Utara Tembakkan Proyektil ke Laut Lepas di Pantai Timur
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Melonjak Saat Skema Pengujian Baru Dimulai
Di Jepang, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan, pemerintah masih mengumpulkan rincian tentang peluncuran tersebut.
Namun, setiap uji coba rudal balistik sangat disesalkan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, menurut kantor berita Reuters.
Pyongyang telah melakukan sejumlah uji coba rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya bulan ini, termasuk rudal jelajah, rudal balistik terlarang, dan persenjataan hipersonik.
Korea Utara juga mengisyaratkan untuk melanjutkan semua kegiatan yang ditangguhkan sementara, yang dianggap sebagai referensi untuk tindakan yang dipaksakan yakni moratorium uji coba nuklir dan rudal jarak jauh.
Kegiatan tersebut dilarang di bawah resolusi PBB.
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah mendesak Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan denuklirisasi, yang terhenti sejak runtuhnya pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump di Hanoi pada 2019, atas tuntutan Pyongyang untuk keringanan sanksi.
Di bawah Joe Biden, yang mengambil alih sebagai presiden tahun lalu, AS telah mengkalibrasi ulang kebijakan Korea Utara dan menekankan bahwa mereka bersedia mengadakan diskusi di mana saja dan kapan saja.
Terlepas dari perilaku provokatif Pyongyang, pemerintahan Biden telah mengambil respons yang lebih terkendali daripada pada 2017 ketika Korea Utara melakukan uji coba nuklir terakhirnya dan juga meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).