Tentara Garda Nasional Tembaki Penjaga Keamanan di Fasilitas Militer Ukraina, Lima Orang Tewas
Seorang tentara Garda Nasional menembaki penjaga keamanan fasilitas militer Ukraina sehingga menewaskan lima orang.
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Garda Nasional Ukraina menembaki penjaga keamanan di sebuah fasilitas militer di Ukraina tengah sehingga menewaskan lima orang dan melukai lima lainnya sebelum ia melarikan diri.
Pernyataan kepolisian menyebutkan, insiden itu terjadi pada Kamis (27/1/2022) dini hari di Dnipro di pabrik rudal Pivdenmash (Yuzhny Machine-Building Plant Yuzhmash).
Disebutkan, saat itu senjata sedang dikeluarkan untuk penjaga pada awal shift.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan, penyerang melepaskan tembakan dengan senapan serbu Kalashnikov dan setelah itu melarikan diri dari tempat kejadian.
"Akibatnya, lima orang tewas dan lima lainnya terluka,” sebut kementerian.
Baca juga: Tenangkan Publik, Ukraina Sebut Invasi Rusia Tak akan Segera Terjadi
Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Gencatan Senjata Permanen Harus Dipatuhi Tanpa Syarat
Polisi kemudian menangkap tersangka di Kota Pidgorodne, di luar Dnipro.
Menteri Dalam Negeri Denys Monastyrskiy menyebut tentara itu sebagai Artem Ryabchuk.
“Dia akan memikul tanggung jawab paling berat yang diberikan oleh hukum,” katanya.
Monastyrskiy menambahkan lima orang yang terluka menerima perawatan medis dan dokter berjuang untuk menyelamatkan hidup mereka.
“Menindaklanjuti perintah saya, sebuah komisi akan dibentuk untuk mempelajari keadaan yang menyebabkan tindakan ini diambil oleh seorang tentara berusia 21 tahun, yang telah dipanggil untuk membela negaranya dan bertanggung jawab atas keamanan – dan bukan untuk menembaknya. rekan,” kata Monastyrskiy.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Ancam Sanksi Pribadi Terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin Terkait Ukraina
Baca juga: Pantau Pergerakan Militer Rusia di Perbatasan Ukraina, AS Siap Kerahkan 8.500 Tentara
Insiden itu terjadi pada pukul 03.40 waktu setempat.
Ketika itu penembak mengeluarkan senjata di awal shiftnya. Namun “motif kejahatan itu belum diketahui,” ujarnya.
Berdasarkan situsnya, Yuzhmash adalah pabrik kedirgantaraan yang memproduksi dan menguji bahan yang berkaitan dengan pertahanan, aeronautika, dan pertanian.
“Pertama-tama, penyelidikan akan menghadapi pertanyaan, apa motif melakukan kejahatan yang begitu mengerikan? Apakah prajurit itu menghadapi tekanan psikologis dalam tim, akan dipelajari," kata wakil menteri dalam negeri Ukraina Anton Gerashchenko di Facebook.
Dia mengatakan penyelidik akan melihat bagaimana tentara itu bisa lolos dari komisi medis yang memungkinkan dia mengakses senjata.
Baca juga: Ukraina Menklaim Rusia Merekrut Tentara Bayaran Untuk Berperang dan Mengirim Senjata ke Timur
"Bagaimanapun dia akan mendapat hukuman paling berat atas pembunuhan massal itu," kata Gerashchenko.
Serangan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi militer Ukraina.
Militer Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan negara itu dengan Ukraina, dan anggota NATO menuduh Rusia merencanakan invasi ke negara itu.
Moskow, sementara itu, membantah tuduhan itu dan mencari jaminan keamanan bahwa NATO akan menghentikan ekspansi ke timur ke bekas republik Soviet.
AS dan NATO telah mengadakan serangkaian pembicaraan dengan para pejabat Rusia selama beberapa minggu terakhir.
Baca juga: Dituduh Bekerja Untuk Rusia, Empat Warga Ukraina Dijatuhi Sanksi Oleh Amerika Serikat
Tetapi negosiasi sejauh ini gagal untuk mengakhiri krisis. Putaran negosiasi lainnya akan berlangsung di Berlin, Jerman, dalam dua minggu. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.