Seorang Pria Bebas Setelah Dipenjara 37 Tahun, Gara-gara Saksi Kunci Disuap Polisi Aktivitas Seksual
Warga Philadelphia, Willie Stokes, bebas setelah 37 tahun dipenjara karena saksi kunci disuap obat terlarang dan aktivitas seksual oleh polisi
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Warga Philadelphia, Willie Stokes, dipenjara selama 37 tahun karena dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus pembunuhan.
Namun Philadephia Inquirer melaporkan bahwa Stokes dibebaskan awal bulan ini setelah hakim pengadilan federal ASmembatalkan semua hukumannya pada Kamis (27/1/2022) waktu setempat.
"Setelah peninjauan menyeluruh dan independen, pengadilan federal memutuskan bahwa Stokes adalah korban pelanggaran berat hak konstitusionalnya, dan kami yakin bahwa keputusan pengadilan federal itu benar," kata Matthew Stiegler, supervisor unit litigasi federal jakwa wilayah kepada Inquirer, seperti dilansir dari UPI.
Stokes diadili dan dihukum pada tahun 1984 atas pembunuhan Leslie Campbell.
Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan mendapatkan pembebasan bersyarat.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Calonkan Wanita Muslim Pertama AS Jadi Hakim Pengadilan Federal
Tapi sejak saat itu, Franklin Lee - saksi kunci yang memberatkannya - menyatakan bahwa ia terpaksa memberi kesaksian palsu karena dipaksa dua detektif polisi saat itu.
Saksi mengaku diiming-imingi akan diberi obat terlarang dan aktivitas seksual.
Dilansir dari US News, Franklin Lee menarik kembali kesaksian di persidangan pembunuhan, dalam apa yang kemudian disebutnya kesadaran nuraninya.
Namun Stokes tetap saja dihukum.
Jaksa kemudian mendakwa Franklin Lee dengan sumpah palsu atas kesaksian praperadilannya, dan Lee divonis penjara.
Baca juga: Senat Setujui Hakim Federal Muslim Pertama Amerika Serikat, Zahid Quraishi
Lee juga bersaksi bahwa jaksa saat itu mengatakan kepadanya bahwa dia akan mendapat kesepakatan yang menguntungkan pada kasus-kasusnya yang terbuka dengan imbalan ia bersaksi melawan Stokes.
Disebutkan, tidak ada bukti lain yang menghubungkan Stokes secara langsung dengan kejahatan tersebut.
Stokes mengaku tidak mengetahui peradilan tentang kesaksian palsu Lee ini hingga tahun 2015.
Kantor kejaksaan tidak mengungkapkan kesaksian palsu Lee kepada Stokes, yang dapat membantu proses bandingnya.
"Saya tidak percaya," kata Stokes dalam sebuah wawancara telepon. "Saya tidak percaya bahwa mereka akan membiarkan hal seperti itu terjadi - bahwa mereka tahu, dan mereka tidak memberi tahu saya,” katanya.
Baca juga: FAKTA Baru Wanita Mengaku Diejek Polisi saat Lapor Jadi Korban Rudapaksa, Ternyata Laporannya Palsu
Stokes mengatakan anak satu-satunya, seorang putri yang berusia 2 tahun ketika dia masuk penjara, meninggal sekitar 20 tahun yang lalu.
Dia tidak diizinkan menghadiri pemakamannya, dan Stokes sekarang tinggal bersama ibunya.
Kedua detektif yang diduga menawarkan Lee kesepakatan seks-untuk-kebohongan untuk membantu agar terdakwa dinyatakan terbukti bersalah itu kini sudah meninggal.
Stokes kini telah mengajukan gugatan terhadap kedua detektif yang telah meninggal, serta dua mantan jaksa dan Kota Philadelphia.
Gugatan Stokes menyebut harta kekayaan mereka sebagai tergugat.
Baca juga: Pakai Uang Setoran untuk Judi Online, Sales di Lampung Nekat Buat Laporan Palsu Mengaku Korban Begal
Dua jaksa yang masih hidup yang disebutkan dalam gugatan itu, sekarang mempunyai praktik pribadi, tidak segera membalas pesan yang meminta komentar pada Kamis (27/1/2022).
Namun file pengadilan menyebutkan baha setidaknya satu telah memberikan pernyataan yang mengatakan dia tidak ingat kasus itu.
Skandal sex for lies seperti pengakuan Franklin Lee dilaporkan menjadi sorotan publik.
Awal bulan ini, Inquirer melaporkan, lima pria lain yang menjalani hukuman penjara yang mengklaim bahwa mereka dipenjara karena dua detektif Philadelphia yang sama.
Ia menuduh kedua detektif memperdagangkan obat-obatan terlarang dan bantuan seksual dengan imbalan kesaksian palsu agar terdakwa dinyatakan bersalah.
Baca juga: Dicecar Tentang Klaim Palsu Tentang Pemilihan Presiden AS 2020, Trump Mendadak Hentikan Wawancara
"Kasus yang luar biasa ini ditandai dengan praktik kepolisian dan kejaksaan yang sangat besar selama apa yang disebut sebagai kejahatan besar pada 1980-an dan 1990-an, dan sayangnya masih bertahan pada sejumlah besar yurisdiksi saat ini," kata Jaksa Distrik Philadelphia Larry Krasner dalam sebuah pernyataan awal bulan ini. (Tribunnews.com/UPI/USNews/Hasanah Samhudi)