Media China Beritakan AS Bayar Atlet untuk 'Ganggu' Olimpiade Beijing 2022
Media China, China Daily mengatakan Amerika Serikat (AS) berencana menggangu dan merusak Olimpiade Beijing 2022.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Media China, China Daily mengatakan Amerika Serikat (AS) berencana menggangu dan merusak Olimpiade Musim Dingin atau Olimpiade Beijing 2022.
China Daily, surat kabar berbahasa Inggris yang dijalankan oleh Departemen Publisitas Partai Komunis China yang berkuasa, memberitakan hal tersebut pada Jumat (28/1/2022) malam.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, China Daily mengatakan, pasukan anti-China AS berusaha mengganggu Olimpiade Beijing dan politisasi olahraga.
AS disebut membujuk para atlet untuk melakukan upaya dengan setengah hati dalam kompetisi dan mengkritik Beijing.
"Rencananya adalah untuk menghasut atlet dari berbagai negara untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap China, bermain secara pasif dalam kompetisi dan bahkan menolak untuk ambil bagian," kata laporan itu seperti dikutip Channel News Asia.
Baca juga: Cina Setujui Kunjungan Kepala HAM PBB ke Xinjiang usai Olimpiade
Baca juga: Ancaman Invasi di Depan Mata, Ukraina Imbau Atletnya di Olimpiade Tak Bicara dengan Atlet Rusia
Sebagai imbalannya AS disebut akan memberikan sejumlah besar kompensasi.
Selain itu, AS juga akan memobilisasi sumber daya global untuk membantu melindungi reputasi atlet yang memilih untuk bermain secara pasif, kata laporan itu.
Tidak ada bukti lebih lanjut mengenai laporan tersebut.
Adapun saat dimintai tanggapan, Kementerian Luar Negeri China tidak segera memberikan komentar.
Sementara itu, seorang juru bicara kedutaan AS memberikan komentarnya mengenai laporan tersebut.
Melalui email yang dikirim kepada Reuters pada Sabtu (29/1/2022), juru bicara itu mengatakan pihaknya tidak mengoordinasikan kampanye global mengenai partisipasi di Olimpiade Beijing.
"Kami tidak mengoordinasikan kampanye global mengenai partisipasi di Olimpiade," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu.
"Atlet AS berhak untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas sesuai dengan semangat dan piagam Olimpiade, termasuk memajukan hak asasi manusia."
Menurut juru bicara itu, China akan terus mencoba menyesatkan publik tentang keputusan AS untuk mengalihkan perhatian dari catatan hak asasi manusia China.