PM Jepang Tidak Pertimbangkan Keluarkan Situasi Darurat Buat Tokyo
Tingkat penggunaan tempat tidur di Tokyo pada tanggal 30 Januari adalah 48,5%, dan 50%, yang merupakan pedoman untuk mempertimbangkan permintaan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada 31 Januari ini di kementerian pertahanan Jepang, setelah memeriksa pusat inokulasi skala besar Pasukan Bela Diri (SDF), dalam menanggapi wawancara wartawan menekankan bahwa pemerintah tidak mempertimbangkan untuk mengeluarkan keadaan darurat ke Tokyo saat ini.
"Memang tingkat keketatan tempat tidur semakin tinggi khususnya di Tokyo. Tapi pemerintah masih tidak mempertimbangkan untuk mengeluarkan keadaan darurat di Tokyo," papar PM Kishida Senin (31/1/2022).
Tingkat penggunaan tempat tidur di Tokyo pada tanggal 30 Januari adalah 48,5%, dan 50%, yang merupakan pedoman untuk mempertimbangkan permintaan keadaan darurat, sudah dekat.
Berdasarkan hal tersebut, Perdana Menteri Kishida yang ditanya tentang gagasan mengeluarkan keadaan darurat ke Tokyo, mengatakan, "Untuk langkah-langkah prioritas seperti keadaan darurat dan pencegahan penyebaran, mengacu pada klasifikasi tingkat yang menekankan pada tingkat keketatan tempat tidur. Namun, kami mendekati dengan ide membuat penilaian yang komprehensif. "
Mengenai status penggunaan tempat tidur di Tokyo, "Pada bulan Agustus tahun lalu, lebih dari 5.900 orang yang terinfeksi dilaporkan di Tokyo, tetapi pada tahap itu tempat tidur sudah penuh dan ada banyak orang yang menunggu. Dengan menaikkan tingkat hunian, itu saat ini hanya 48,5%. Jumlah tempat tidur yang sakit parah pada Agustus tahun lalu buruk, tetapi tahun ini hanya 37,6%. Menurut standar kota sendiri, 4,5%. Situasinya seperti itu," tekannya lagi.
"Ini adalah keputusan pemerintah nasional untuk mengkonfirmasi poin ini dan efek dari tindakan prioritas seperti pencegahan penyebaran, untuk mengamati dengan cermat transisi situasi, dan untuk membuat keputusan yang komprehensif bekerja sama dengan pemerintah daerah. Ini adalah ide dasar. Setidaknya pada titik ini, negara belum mempertimbangkan untuk mengeluarkan deklarasi darurat."
Beberapa waktu lalu PM Kishida menyampaikan di TV BS-TBS bahwa ada kemungkinan keadaan darurat diluncurkan apabila tingkat keketatan tempat tidur di Tokyo khususnya melebihi 50%. Saat itu sudah mencapai 48%.
Masalah tindakan prioritas dan darurat didiskusikan para pecinta Jepang yang berdomisili di Jepang. Partisipasi silakan kirimkan email ke: info@tribun.in