Olimpiade Musim Dingin 2022 Dibayangi Serangan Siber, Begini Kata FBI
Olimpiade musim dingin 2022 serta paralimpiade musim dingin 2022 di Beijing, China diprediksi bakal jadi ladang serangan siber.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Olimpiade musim dingin 2022 serta paralimpiade musim dingin 2022 di Beijing, China diprediksi bakal jadi ladang serangan siber.
Hal ini yang membuat The Federal Bureau of Investigation (FBI) khawatir. Bahkan FBI telah memperingatkan para entitas yang terkait untuk waspada saat mengakses jaringan pada lingkungan digital mereka.
FBI mengatakan para siber tindak kriminal ini tak hanya mengicar para atlet namun juga pendukung dari tim yang akan ikut bermain dalam kejuaran tersebut.
Baca juga: Awas, Sektor-sektor Usaha Ini Sedang Diincar Penjahat Siber, Ini 6 Rekomendasi untuk Mencegahnya
Nantinya serangan siber tesebut tak hanya mengincar uang dari para korbannya, melainkan juga bertujuan menyebar berita hoaks, mendiskreditkan musuh, hingga meningkatkan ketenaran mereka.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku siber akan menggunakan sistem kampanye malware, serangan penolakan layanan (DDoS), serangan ransomware, pencurian data, rekayasa sosial, hingga phishing.
“Saat ini kami harap olimpiade dapat meningkatkan penggunaan infrastruktur digital dengan menggunakan VPN, sehingga kita dapat memantau jaringan dan titik akhir para siber,” tambah sumber di FBI dikutip dari Techradar.
Baca juga: Ancaman Serangan Hantu Siber Bikin Influencer dan Youtuber Kripto Was-was
Tak hanya China, ternyata negara tetangganya juga pernah mengalami kejadian serupa, seperti pada Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 diperkirakan ada 600 juta serangan siber.
Sementara perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade Tokyo 2020. Setidaknya, ada 400 juta orang yang terkena ancaman siber.
Merespons keresahan tersebut, pihak Administrasi Cyberspace China telah melakukan upaya "pemurnian" internet selama sebulan.