Universitas di Afghanistan Mulai Terima Mahasiswa Perempuan, Dilarang Campur Kelas dengan Laki-laki
Universitas di Afghanistan dibuka sejak Rabu (2/2/2022), mengizinkan mahasiswa perempuan ikut belajar untuk pertama kalinya sejak Taliban ambil alih.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
![Universitas di Afghanistan Mulai Terima Mahasiswa Perempuan, Dilarang Campur Kelas dengan Laki-laki](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/melihat-radio-wanita-afghanistan_20211210_093135.jpg)
Tetapi dalam banyak kasus, siswa perempuan tidak dapat kembali ke kelas.
Di banyak provinsi, anak perempuan bahkan masih belum diizinkan untuk kembali ke sekolah menengah.
Bilal Karimi, wakil juru bicara Taliban mengkonfirmasi kepada CNN bahwa Kementerian Pendidikan Afghanistan sedang mengerjakan rencana untuk memulai kembali pendidikan menengah anak perempuan untuk tahun ajaran baru pada 21 Maret.
![Gambar ini diambil pada 28 November 2021 menunjukkan siswa Mursal (kiri) dan yang lainnya menghadiri kelas siaran di Radio Begum di Kabul. - Dari Kabul yang dikuasai Taliban, Radio Begum menyiarkan suara-suara wanita yang telah dibungkam di seluruh Afghanistan. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) / TO GO WITH 'Afghanistan-women-mass-media-radio](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/melihat-radio-wanita-afghanistan_20211210_091250.jpg)
Taliban telah membantah klaim bahwa gadis-gadis Afghanistan dilarang bersekolah.
Mereka mengatakan masih perlu menyiapkan sistem transportasi yang aman untuk siswa perempuan sebelum mengizinkan mereka kembali ke ruang kelas.
Pengacara hak asasi manusia dan peneliti dari Program Penanggulangan Krisis Amnesty International Nicolette Waldman menyambut baik pembukaan universitas tersebut.
Tetapi ia mengatakan masih diperlukan lebih banyak bimbingan untuk siswa yang lebih muda.
"Sekarang menunggu berita serupa di sekolah menengah, yang sebagian besar anak perempuan Afghanistan masih dilarang bersekolah. #LetAfghanGirlsLearn," cuit Waldman.
Komunitas internasional telah menjadikan pendidikan perempuan sebagai bagian penting dari tuntutannya ketika Taliban mencari lebih banyak bantuan asing dan pencairan aset luar negeri.
Kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa sistem keuangan yang macet dan penurunan tajam dalam pendanaan asing menciptakan bencana kemanusiaan di negara itu, yang telah dilanda perang selama beberapa dekade.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa malam memuji masuknya mahasiswi di universitas negeri.
"Mari kita semua mendukung kembalinya siswa perempuan dan laki-laki muda Afghanistan ke universitas-universitas di seluruh Afghanistan," tulis Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, dalam sebuah Tweet.
"Pendukung dapat mempertimbangkan berbagai program beasiswa dan dukungan berkelanjutan untuk profesor wanita dan pria," katanya.
Seorang pejabat pendidikan yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan universitas telah diberikan pilihan berbeda untuk menjaga siswa perempuan tetap terisolasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.