Empat Staf Utama PM Johnson Resign Buntut Skandal Pesta Miras saat Inggris Lockdown
Empat staf terdekat PM Inggris Boris Johnson mengundurkan diri pada Kamis (3/2/2022) di tengah skandal pesta yang dilakukan saat lockdown.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Empat staf terdekat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri pada Kamis (3/2/2022) di tengah skandal pesta yang dilakukan orang nomor satu di UK itu.
Pemerintahan PM Johnson menghadapi krisis setelah publik marah dengan serangkaian pesta alkohol dan ulang tahun yang digelar di kediaman resmi Perdana Menteri Inggris, Downing Street.
Pasalnya, semua pesta itu dilakukan saat Inggris memberlakukan lockdown untuk mengantisipasi Covid-19.
Dilansir Reuters, anggota parlemen dari Partai Konservatif yang menaungi Johnson marah dengan laporan ini dan menyerukan PM untuk mundur dari jabatan.
Baca juga: Boris Johnson Minta Maaf setelah Gelaran Pestanya saat Lockdown Terungkap ke Publik
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson akan Telepon Putin untuk Hentikan Invasi Rusia ke Ukraina
Pada Kamis (3/2/2022), tiga ajudan utama perdana menteri, Kepala Staf Dan Rosenfield, Sekretaris Utama Pribadi Martin Reynolds, dan Direktur Komunikasi Jack Doyle mengundurkan diri.
Downing Street mengkonfirmasi kepergian Rosenfield dan Reynolds dalam sebuah pernyataan singkat.
"Dan Rosenfield menawarkan pengunduran dirinya kepada perdana menteri hari ini, yang telah diterima," katanya.
"Martin Reynolds juga memberi tahu perdana menteri tentang niatnya untuk mundur dari perannya sebagai sekretaris pribadi utama dan perdana menteri telah menyetujui hal ini."
"Dia (PM Johnson) berterima kasih kepada mereka berdua atas kontribusi signifikan mereka kepada pemerintah dan No 10, termasuk bekerja pada respons pandemi dan pemulihan ekonomi," ujar Downing Street.
The Guardian melaporkan, Rosenfield, Reynolds, dan Doyle terlibat dalam pesta yang digelar PM di kediaman resminya.
Mantan Sekretaris Utama Pribadi Martin Reynolds dilaporkan mengirim email kepada para pejabat untuk membawa minuman (miras) sendiri di sebuah pesta pada 20 Mei 2020.
Downing Street mengatakan, Rosenfield dan Reynolds akan tetap berada di kantor untuk sementara waktu.
Diketahui skandal pesta yang dilakukan pemerintah tinggi Inggris ini tengah diselidiki Polisi Metropolitan.
Sebelumnya, staf lama PM Johnson, Munira Mirza menjadi orang pertama yang mengundurkan diri.
Dalam suratnya, ia menuding PM Johnson berperilaku 'keji' dan menyinggung sebuah kasus pedofilia.
Kepergian Mirza, kepala kebijakan yang sudah bekerja dengan Johnson selama 14 tahun ini, dianggap sebagai pukulan telak untuk perdana menteri.
Mantan penasihat Johnson, Dominic Cummings, mengklaim kepergian Mirza adalah "sinyal yang tidak salah lagi bahwa bunker runtuh dan PM ini selesai".
Dia mendesak para menteri untuk menunjukkan "keberanian moral" yang sama dan mengundurkan diri.
Sebelumnya, tiga anggota parlemen dari Partai Konservatif pada Rabu (2/2/2022) menyatakan niatnya menyerahkan surat tidak percaya kepada perdana menteri.
Seorang anggota parlemen senior menyebut surat tidak percaya mendekati ambang 54 yang bisa memicu mosi tidak percaya kepada PM Johnson.
Baca juga: Berita Foto : Pembuatan Gula-gula Tradisional Inggris
Baca juga: AS, Inggris, dan Kanada Keluarkan Sanksi Baru untuk Myanmar, Tepat Satu Tahun Setelah Kudeta
Jika Johnson kalah pemungutan suara seperti itu, jabatan perdana menterinya akan berakhir.
Inggris memiliki 17,6 juta kasus Covid-19 terhitung sejak awal pandemi.
Total kematian mencapai 157.730 jiwa.
Sementara itu, ada 14,8 juta orang yang dinyatakan sembuh.
Worldometers pada Jumat (4/2/2022) mencatat, saat ini Inggris memiliki 2,6 juta kasus aktif dengan 483 pasien kritis.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)