Pakar Pertahanan Sebut Flight Information Region Berhubungan Dengan Kedaulatan
Perjanjian kerja sama Indonesia-Singapura terkait Flight Information Region (FIR) yang ditandatangani baru-baru ini memicu polemik di masyarakat.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjanjian kerja sama Indonesia-Singapura terkait Flight Information Region (FIR) yang ditandatangani baru-baru ini memicu polemik di masyarakat.
Polemik tersebut di antaranya terkait kedaulatan karena area sekitar 29% di bawah ketinggian 37 ribu kaki dalam cakupan seluas 249.575 km persegi di wilayah yang telah menjadi FIR Jakarta tersebut didelegasikan kepada Singapura.
Pakar politik luar negeri dan pertahanan negara Dr Connie Rahakundini Bakrie berpendapat FIR sangat berhubungan dengan kedaulatan negara.
Menurut Connie dari sisi feature interest FIR berkaitan dengan Air Defense Identification Zone (ADIZ) atau Zona Identifikasi Pertahanan Udara.
Ia mengatakan tidak mungkin ADIZ dijalankan tanpa kedaulatan FIR yang penuh di tangan Indonesia.
Selain itu, kata dia, saat ini tidak hanya Amerika Serikat dan Cina yang "bermain" di kawasan Indo-Pasifik khususnya Laut Cina Selatan (LCS).
Baca juga: Perjanjian FIR Berpotensi Tabrak Undang-undang Penerbangan? Simak Penjelasan Kemenhub
Saat ini, kata dia, banyak negara-negara bekas penjajah di antaranya Prancis dan Belanda sudah masuk ke kawasan tersebut dengan dukungan angkatan bersenjata mereka.
Hal itu disampaikannya pada Forum Diskusi Salemba Ke-75 bertajuk "Menakar Perjanjian Flight Information Region (FIR) Indonesia-Singapura, Bermanfaatkah Untuk Indonesia?" pada Minggu (6/2/2022).
"Itu artinya menurut saya, pengaturan FIR yang menjaga keselamatan penerbangan di atas Kepulauan Riau, Natuna, dan lain-lain, tidak tepat melihatnya hanya semata seolah tidak berhubungan dengan kedaulatan. Karena kaitannya pada ADIZ tadi," kata Connie.
Baca juga: Respons Menhub Budi Karya Sumadi Sikapi Pro Kontra Soal Perjanjian FIR Dengan Singapura
Ia mengatakan mengingat semakin seksinya kawasan indopasifik di mata dunia, maka ada sejumlah potential class yang mungkin terjadi di antaranya class of resource, class of projection military power, dan class of interest.
"Class of resource sudah pasti, class of projection dari military power sudah pasti, dan class of interest dari diterapkannya FIR dan ADIZ," kata dia.
Oleh karena itu, Connie mengingatkan agar melihat persoalan kedaulatan terkait FIR secara holistik.
Baca juga: Forum Diskusi Ini Ajak Publik Menakar Manfaat Perjanjian FIR Indonesia-Singapura
Karena FIR, ADIZ, Freedom of Navigation, UNCLOS, bahkan Satelit Orbit 123 yang saat ini tengah diperjuangkan pemerintah berkaitan dengan kedaulatan mengingat dinamika di kawasan.
"Saya berharap FIR kita itu akhirnya akan jatuh ke tangan kita penuh sehingga kita mampu membangun sebuah ADIZ yang mengcover seluruh Indonesia karena sekali lagi kawasan Indopasifik yang bukan saja secara maritim tapi secara global air space traffic itu juga akan semakin meningkat," kata dia.