Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Penduduk Hong Kong Panic Buying, Serbu Supermarket
Penduduk Hong Kong memadati supermarket dan pasar makanan segar pada Senin (7/2/2022) untuk membeli sayuran, mie, dan kebutuhan lainnya.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Penduduk Hong Kong memadati supermarket dan pasar makanan segar pada Senin (7/2/2022) untuk membeli sayuran, mie, dan kebutuhan lainnya.
Kepanikan ini terjadi setelah rekor jumlah infeksi COVID-19 di kota itu dan gangguan transportasi di perbatasan dengan China daratan.
Melansir Reuters, kota berpenduduk 7,5 juta orang itu melaporkan rekor 614 kasus virus corona pada hari Senin, dalam pengujian terbesar untuk wilayah China.
Baca juga: Positif Covid-19, PM Papua Nugini James Marape Batal Pertemuan dengan Para Pemimpin China
Hong Kong mengimpor 90% dari pasokan makanannya, dengan China sebagai sumber terpentingnya, terutama untuk makanan segar. Konsumen telah melihat kurangnya pasokan beberapa barang impor asing, termasuk makanan laut premium, karena pembatasan penerbangan yang ketat.
Pemerintah Hong Kong sudah berusaha meredakan kekhawatiran akan kekurangan makanan dari daratan setelah beberapa pengemudi truk lintas batas dinyatakan positif terkena virus corona.
Disebutkan pula, beberapa pengemudi terpaksa harus menjalani isolasi tetapi pasokan makanan segar secara keseluruhan "tetap stabil", meskipun ada penurunan pasokan sayuran ke pasar tertentu.
Di pasar makanan segar di Tin Shui Wai, di wilayah utara kota New Territories, penjual mengatakan tidak akan ada sayuran dalam beberapa hari mendatang. Hal inilah yang mendorong masyarakat untuk membeli produk.
Baca juga: Thailand Lakukan Negosiasi Gelembung Perjalanan dengan China dan Malaysia
"Tentu saja harus beli. Tidak akan ada sayuran mulai besok. Truk tidak bisa datang ke sini... jadi sayurannya sangat, sangat mahal," kata seorang wanita berusia 50 tahun bermarga Chow.
John Chan, seorang pedagang sayur, mengatakan gangguan tersebut telah menyebabkan penurunan pasokan hingga 30%, termasuk untuk produk-produk seperti kubis berbunga China. Dia mengingatkan bahwa ratusan kilogram sayuran yang akan tiba pada hari Selasa mungkin tidak dapat tiba.
"Saya masih tidak tahu apakah mereka bisa melintasi perbatasan. Jika tidak ada, harganya akan semakin naik atau kami tidak punya apa-apa untuk dijual," tambahnya.
Rak-rak yang menyimpan sayuran, tisu, dan mi gelas kosong di beberapa supermarket di seluruh bekas jajahan Inggris itu karena masyarakat banyak yang menimbun akibat kekhawatiran bahwa produk akan lebih sulit didapat dalam beberapa hari mendatang.
Chow Lai Sheng, seorang petugas kebersihan berusia 60 tahun, mengatakan bahwa dia membeli empat tisu toilet serta mie instan dan makanan kaleng.
"Situasi COVID parah. Dan tidak ada sayuran, jadi saya menimbun sedikit," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Panik Kasus Covid-19 Rekor, Penduduk Hong Kong Serbu Supermarket"