Ahli Penyakit Menular Jepang Prihatin Mulculnya Omicron BA.2
Profesor Shigeru Omi memperkirakan virus corona masih akan terus berkembang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - DR Shigeru Omi, ahli penyakit menular Jepang menyatakan keprihatinan atas munculnya virus corona varian Omicron BA.2.
"Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 akan mulai meningkat lagi dengan munculnya strain Omicron strain "BA.2," papar DR Shigeru Omi, Kamis (10/2/2022).
Profesor Shigeru Omi memperkirakan virus corona masih terus berkembang sehingga kita belum tahu sampai ke mana arahnya dan meredamnya corona di masa mendatang.
"Virus ini masih berkembang. Bukan berarti kita bisa melakukannya untuk sementara waktu jika kita membuat satu kebijakan besar. Oleh karena itu saya mendesak agar kita tetap waspada setiap waktu, belum tahu sampai kapan akan tetap begini," ujar dia.
Dalam revisi kebijakan penanggulangan dasar yang diputuskan pada tanggal 10 Februari oleh subkomite pemerintah (Ketua Shigeru Omi), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berulang kali menyerukan "karakteristik Omicron".
"Tindakan ini tidak dapat dikatakan cukup. Tidak ada pilihan selain terus membuat penyesuaian yang baik," ungkap PM Jepang, Fumio Kishida, Kamis (10/2/2022).
Dari 36 prefektur yang dikenai tindakan prioritas, jumlah rata-rata kasus baru terinfeksi dalam 7 hari terakhir menurun di 10 prefektur yakni Gunma, Niigata, Nagano, Shimane, Hiroshima, Yamaguchi, Nagasaki, Kumamoto, Miyazaki, dan Okinawa pada tanggal 9 Februari 2022.
Baca juga: Puncak Diprediksi Dua Minggu Lagi, Omicron Melandai Bulan Maret
Lebih serius adalah kecenderungan untuk menjadi lebih parah.
Jumlah kematian harian secara nasional mencapai 100-an setiap hari minggu ini, melampaui 89 pada puncak gelombang kelima musim panas lalu.
Daishiro Yamagiwa, menteri yang membidangi revitalisasi ekonomi, sekali lagi membantah bahwa beberapa gubernur "tidak dalam situasi untuk secara realistis mempertimbangkan" dikeluarkannya keadaan darurat yang tidak mengesampingkan adanya kemungkinan itu."
"Ada peringatan bahwa pembatasan yang kuat pada perilaku dapat menyebabkan ketidakpuasan dengan administrasi," tambah Menteri Yamagiwa.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.