Perjalanan Krisis Ukraina-Rusia, Konflik Berjalan 2 Bulan, Moskow Bantah Rencana Invasi
Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina sehingga memicu kecaman Barat tentang invasi yang bisa terjadi kapan saja
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Selama dua bulan terakhir, ketegangan di perbatasan Ukraina menyita perhatian dunia.
Upaya diplomatik untuk meredakan konflik Rusia dan Ukraina mulai menunjukkan sedikit kemajuan.
Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina sehingga memicu kecaman Barat tentang invasi yang bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Diambang Perang? Apa yang Diinginkan Putin?
Baca juga: Dampak Ketegangan Rusia-Ukraina, Cryptocurrency Merosot, Investor Cari Investasi yang Lebih Aman
Moskow berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, berikut ini Tribunnews rangkum perjalanan konflik Rusia dan Ukraina sejauh ini.
November 2021
Citra satelit menunjukkan penumpukan baru pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Kyiv mengatakan Moskow telah memobilisasi 100.000 tentara bersama dengan tank dan perangkat keras militer lainnya.
7 Desember 2021
Al Jazeera melaporkan Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia tentang sanksi ekonomi Barat jika menyerang Ukraina.
Baca juga: Siaga Perang Rusia-Ukraina, Eropa Timur Siapkan Tempat Pengungsian
Baca juga: Siaga Perang Rusia-Ukraina, Eropa Timur Siapkan Tempat Pengungsian
17 Desember 2021
Al Jazeera mewartakan Rusia mengajukan tuntutan keamanan yang terperinci kepada Barat, termasuk bahwa NATO menghentikan semua aktivitas militer di Eropa timur dan Ukraina dan bahwa aliansi tersebut tidak pernah menerima Ukraina atau negara-negara bekas Soviet lainnya sebagai anggota.
3 Januari 2022
Biden meyakinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa AS akan " menanggapi dengan tegas " jika Rusia menginvasi Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.