Biden dan Blinken Klaim Rusia Bisa Serang Ukraina dalam Beberapa Hari Mendatang
AS mengklaim punya alasan untuk percaya bahwa Rusia 'terlibat dalam operasi bendera palsu untuk memiliki alasan masuk ke negara itu'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
"Pertemuan-pertemuan ini dapat membuka jalan bagi pertemuan puncak para pemimpin kunci dalam konteks deeskalasi. Saya di sini, hari ini bukan untuk memulai perang, namun untuk mencegahnya," tegas Blinken.
Kata-kata Biden dan Blinken ini tentunya menggemakan tuduhan sebelumnya yang telah dilontarkan oleh pejabat Inggris, termasuk Perdana Menteri (PM) Boris Johnson dan Menteri Luar Negeri Liz Truss, yang mengklaim bahwa penembakan sebuah taman kanak-kanak di Ukraina timur 'adalah operasi bendera palsu' yang dirancang untuk menciptakan dalih untuk aksi militer Rusia.
Perlu diketahui, Rusia telah mengecam Ukraina karena melakukan provokasi di Donbass.
"Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa konsentrasi berlebihan angkatan bersenjata Ukraina di sekitar garis demarkasi, ditambah dengan kemungkinan provokasi, dapat menimbulkan bahaya yang mengerikan," tegas Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Kamis kemarin.
Pihaknya kini melihat bahwa provokasi mengerikan ini sedang terjadi.
"Kami melihat laporan dari perwakilan republik-republik yang memproklamirkan diri bahwa serangan timbal balik terjadi di jalur kontak, bahwa serangan pertama datang dari Ukraina. Ini adalah informasi yang mengganggu dan kami terus memantau," pungkas Peskov.
Klaim Biden dan Blinken itu muncul di tengah eskalasi di sepanjang garis kontak di Donbass, saat pasukan Ukraina diduga menembaki beberapa desa di republik Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri pada Kamis kemarin.