Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1029: Kontroversi Senjata Kimia Letnan Jenderal Igor Kirillov
Igor Kirillov memimpin program pertahanan kimia Rusia. Ukraina menuduh Rusia menggunakan senjata kimia, termasuk gas air mata dan chloropicrin.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1029 pada Rabu (18/12/2024).
Letnan Jenderal Igor Kirillov adalah sosok yang memimpin program pertahanan radiologi, kimia, dan biologi militer Rusia.
Peran pentingnya dalam program ini menjadikannya target perhatian, terutama ketika intelijen Ukraina baru-baru ini menuduh Rusia terlibat dalam penggunaan senjata kimia di medan perang.
Tuduhan tersebut memberikan gambaran lebih dalam tentang kebijakan dan strategi militer Rusia serta implikasi yang lebih luas di kancah internasional.
Tentara Ukraina mengungkapkan laporan mengenai penggunaan senjata kimia yang terus-menerus di medan perang, dengan fokus pada gas air mata.
Penggunaan gas air mata di medan perang tergolong ilegal, menambah kompleksitas konflik yang sedang berlangsung.
Dan Sabbagh, seorang pengamat, menekankan bahwa baik Amerika Serikat (AS) maupun Inggris turut menyampaikan tuduhan lebih serius, menuduh Rusia menggunakan agen beracun lain, seperti chloropicrin.
Chloropicrin, yang dikenal sebagai senjata berbahaya, pertama kali digunakan dalam Perang Dunia Pertama dan dianggap memiliki efek yang mengerikan.
Simak peristiwa lainnya berikut ini.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1029:
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1028: Zelensky Sebut Rusia Bakar Mayat Tentara Korea Utara di Kursk
Diduga Angkut Minyak Ilegal Rusia, 20 Kapal Disanksi Inggris
Pada hari Selasa (17/12/2024), Inggris mengumumkan penjatuhan sanksi kepada 20 kapal yang diduga terlibat dalam pengangkutan minyak ilegal asal Rusia.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menghentikan aliran pendapatan minyak yang membantu mendanai konflik yang berlangsung di Ukraina.
Sanksi terhadap kapal-kapal tersebut bertujuan untuk mengurangi pendapatan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang terus digunakan untuk mendukung agresi militer di Ukraina.
Dengan semakin meningkatnya tekanan, Inggris berupaya untuk menegaskan posisinya dalam mendukung Ukraina dan mengecam tindakan Rusia yang dianggap ilegal.