Pipa Gas di Lugansk Ukraina Terbakar, Otoritas Lokal Sebut terkait Dugaan Sabotase
Otoritas lokal memperingatkan bahwa Ukraina dapat memulai serangan skala penuh setiap saat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LUGANSK - Kebakaran yang terjadi di pipa gas di Lugansk yang memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina' kini hampir padam.
Otoritas lokal menyampaikan hal ini terkait dugaan sabotase yang dilakukan oleh Ukraina.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (19/2/2022), melanggar Perjanjian Minsk, tentara Ukraina melancarkan serangan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memproklamirkan diri pada Kamis pagi.
Sementara itu, otoritas lokal memperingatkan bahwa Ukraina dapat memulai serangan skala penuh setiap saat.
Pada Sabtu pagi waktu setempat, Pusat Pengendalian dan Koordinasi Gabungan mengatakan bahwa pasukan Ukraina diduga menembaki kota Dokuchaevsk di LPR yang memproklamirkan diri, menembakkan total 40 granat.
Baca juga: Pentagon Ogah Tanggapi Laporan Evakuasi Warga Donbass ke Rusia
Di tengah aksi serangan itu, otoritas DPR-LPR mulai melakukan evakuasi warga sipil ke Rusia sejak Jumat kemarin, karena khawatir akan terjadinya agresi militer oleh pemerintah Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Jumat kemarin bahwa pihaknya sangat prihatin dengan memburuknya situasi di Donbass, karena warga sipil di sana harus menanggung penderitaan serta risiko kekerasan.
Tidak hanya itu, kementerian itu juga menegaskan bahwa aksi penembakan tersebut harus dihentikan.
Di sisi lain, NATO dilaporkan telah meningkatkan tingkat kesiapan tempur ribuan prajuritnya di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia.
Menurut media Jerman, NATO Response Force (NRF) harus siap untuk pindah ke zona konflik dalam waktu 7 hari, bukan 30 hari seperti rencana sebelumnya.