Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jurnal Penelitian: Anak Dirawat di RS Selama Gelombang Omicron 4 Kali Lebih Banyak Dibanding Delta

Sebuah jurnal penelitian menyebutkan bahwa sejak awal pandemi Covid-19, telah muncul varian dari sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Jurnal Penelitian: Anak Dirawat di RS Selama Gelombang Omicron 4 Kali Lebih Banyak Dibanding Delta
news-medical.net
Penelitian tersebut mencatat varian Omicron pertama kali dillaporkan di Amerika Serikat (AS) pada 1 Desember 2021. Omicron dengan cepat menjadi strain dominan dari SARS-CoV-2, pada Sabtu (25/12/2021). Meski rawat inap Covid-19 lebih umum ditemui pada orang dewasa, infeksi juga menyebar pada anak-anak dan remaja. 

Lebih lanjut, rawat inap memuncak pada minggu-minggu yang berakhir pada 11 September 2021, dan 8 Januari 2022, masing-masing selama periode dominan Delta dan Omicron, dengan tingkat rawat inap puncak Omicron menjadi empat kali lebih besar daripada yang dilaporkan selama periode Delta.

Tingkat rawat inap di antara anak-anak berusia 0 sampai 4 tahun lima kali lebih tinggi selama periode Omicron dibandingkan dengan periode Delta.

Baca juga: Terpapar Covid-19 Omicron, Giorgino Abraham Kedinginan di Siang Hari dan Pusing

Ilustrasi Omicron
Ilustrasi Omicron (The Weather Channel)

Selama Desember 2021, saat varian Delta dan Omicron beredar, tingkat rawat inap adalah 23,5 dan 3,8 per 100.000 di antara remaja yang tidak divaksinasi dan divaksinasi lengkap.




Khususnya, proporsi remaja yang divaksinasi lengkap selama periode Delta lebih rendah dibandingkan dengan periode Omicron, yang dapat mengakibatkan tingkat rawat inap dan penerimaan ICU yang lebih tinggi.

Selanjutnya, tingkat kebutuhan ICU dan penggunaan IMV di antara anak-anak dan remaja yang dirawat di rumah sakit lebih rendah selama periode Omicron.

Secara keseluruhan, penelitian saat ini menunjukkan bahwa munculnya varian Delta dan Omicron SARS-CoV-2 menyebabkan penyakit parah dan rawat inap di antara anak-anak dan remaja.

Baca juga: Ass Prof Jepang: BA.2 tidak Boleh Dianggap Sebagai Strain Omicron, Perlu Observasi Lebih Detail

Di antara remaja, rawat inap lebih rendah di antara individu yang divaksinasi dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.

BERITA TERKAIT

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memantau tingkat rawat inap terkait COVID-19 karena semakin banyak anak dan remaja yang divaksinasi lengkap.

Praktik pengujian dan ketersediaan tes mungkin telah memberikan data yang tidak akurat tentang rawat inap.

Keterbatasan kedua dari penelitian ini adalah bahwa ketersediaan data klinis rinci selama periode Omicron singkat dan awalnya bertepatan dengan periode sirkulasi Delta.

Baca juga: 73 Persen Orang Amerika Diperkirakan Kebal terhadap Covid-19 Varian Omicron

Selain itu, memperhitungkan musim ketika membandingkan dominasi kedua varian tidak mungkin dilakukan.

Jumlah anak yang memenuhi syarat untuk vaksinasi selama penelitian rendah, terutama karena anak-anak antara usia lima dan 11 tahun belum sepenuhnya divaksinasi kelompok dan, sebagai akibatnya, tidak dipertimbangkan dalam penelitian.

Perlu juga dicatat bahwa temuan penelitian saat ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh Amerika Serikat.

Berita lain terkait dengan Infeksi virus corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas