Reaksi Dunia terhadap Pengakuan Putin atas Kemerdekaan Dua Wilayah Separatis Ukraina
Berikut reaksi sejumlah pemimpin negara, NATO, dan PBB terhadap pengakuan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemerdekaan dua wilayah separatis Ukraina
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
"Kami tidak akan membiarkan pelanggaran Rusia terhadap komitmen internasionalnya dibiarkan begitu saja," katanya.
Komisi Eropa
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pengakuan kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, integritas wilayah Ukraina dan perjanjian Minsk.
"Uni Eropa dan mitranya akan bereaksi dengan persatuan, ketegasan, dan dengan tekad dalam solidaritas dengan Ukraina," katanya.
Polandia
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan pengakuan kemerdekaan tersebut adalah pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional.
"Ini adalah tindakan agresi terhadap Ukraina, yang harus ditanggapi dengan tegas dalam bentuk sanksi segera," katanya.
Turki
Kementerian Luar Negeri Turki tidak menaggapi konflik Rusia-Ukraina dengan mendesak warganya untuk segera meninggalkan wilayah timur Ukraina.
"Mengingat perkembangan terakhir, kami sangat mendesak warga kami untuk meninggalkan wilayah Timur Ukraina," kata kementerian itu.
"Kami merekomendasikan warga kami untuk menghubungi Kedutaan Besar kami di Kyiv bila diperlukan."
Baca juga: Pasar Asia Tenggelam Buntut Meningkatnya Ketegangan Rusia vs Ukraina
Jepang
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan tindakan Rusia melanggar kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial dan tidak dapat ditoleransi.
Kishida mengatakan, jika invasi terjadi, Jepang akan mengoordinasikan respons yang kuat, di anataranya termasu sanksi dan berkoordinasi dengan G7.
"Jika invasi terjadi, kami akan mengoordinasikan respons yang kuat, termasuk sanksi, berkoordinasi dengan G7 dan komunitas internasional sambil memantau situasi dengan cermat," tambahnya.
India
Duta Besar India untuk PBB mendesak semua pihak untuk menunjukkan "penahanan" dalam menghadapi ketegangan yang meningkat.
"Prioritas langsung adalah de-eskalasi ketegangan, dengan mempertimbangkan kepentingan keamanan yang sah dari semua negara dan bertujuan untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan dan sekitarnya," kata TS Tirumurti.
Australia
Perdana Menteri Scott Morrison mengecam klaim "omong kosong" Putin yang menyebut pasukan yang dikirim ke Ukraina timur adalah penjaga perdamaian.
"Kita tidak bisa membiarkan ancaman kekerasan digunakan untuk mencari keuntungan dari posisi bangsa di atas yang lain," katanya.
"Itu bukan tatanan dunia damai yang akan mencapai itu. Jadi, penting bagi negara-negara yang berpikiran sama yang mengecam perilaku semacam ini untuk tetap bersatu."
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Ica)