Kekhawatiran Perang dengan Rusia Meningkat, Ukraina akan Umumkan Keadaan Darurat Nasional
Ukraina akan mengumumkan keadaan darurat nasional karena kekhawatiran perang dengan Rusia meningkat.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina akan mengumumkan keadaan darurat nasional karena kekhawatiran perang dengan Rusia meningkat, Aljazeera melaporkan.
Ukraina akan memberlakukan keadaan darurat di semua wilayahnya, kecuali wilayah Donetsk dan Luhansk, di mana tindakan seperti itu telah dilakukan sejak 2014, kata pejabat tinggi keamanan negara itu.
Oleksiy Danilov mengatakan bahwa tindakan itu awalnya akan berlangsung selama 30 hari.
Namun, itu bisa diperpanjang selama 30 hari lagi jika diperlukan.
Danilov menambahkan, pihaknya akan tergantung pada otoritas regional untuk menentukan tindakan mana yang akan diterapkan.
Namun, mereka dapat mencakup perlindungan tambahan untuk fasilitas umum, pembatasan lalu lintas, dan transportasi tambahan dan pemeriksaan dokumen.
Baca juga: Rusia-Ukraina di Ambang Perang, Taiwan Justru Cemaskan Pergerakan Militer Tiongkok
Baca juga: Menlu Jepang Mengutuk Keras Rusia Atas Pelanggaran Kedaulatan Ukraina
Adapun keadaan darurat harus secara resmi disetujui oleh parlemen Ukraina.
Pemungutan suara diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.
Ancaman perang telah menghancurkan ekonomi Ukraina dan meningkatkan momok korban besar-besaran, kekurangan energi di seluruh Eropa dan kekacauan ekonomi global.
Bahkan, ketika konflik baru tampak berbahaya, para pemimpin memperingatkan bahwa itu masih bisa menjadi lebih buruk.
Presiden Rusia Vladimir Putin belum melepaskan kekuatan 150.000 tentara yang berkumpul di tiga sisi Ukraina.
Sementara, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menahan sanksi yang lebih keras yang dapat menyebabkan gejolak ekonomi bagi Rusia tetapi mengatakan mereka akan melanjutkan jika ada agresi lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mendesak para pemimpin Barat untuk tidak menunggu.
"Kami meminta mitra untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi pada Rusia sekarang," tulisnya di Twitter pada hari Rabu.