Kisah Ibu di Hongkong Dipisahkan dari Bayinya yang Terpapar Covid-19, Sempat Diusir Pihak RS
Seorang ibu di Hong Kong menceritakan kepiluannya dipisahkan dari bayinya berusia 11 bulan yang terpapar Covid-19 oleh pihak rumah sakit.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu di Hongkong menceritakan kepiluannya dipisahkan dari bayinya berusia 11 bulan yang terpapar Covid-19 oleh pihak rumah sakit.
Laura (32) mengatakan putrinya itu menderita batuk, demam, dan kesulitan bernapas pada Minggu (20/2/2022).
Setelah berkonsultasi dengan dokter pribadi secara daring pada Senin pagi, ia dan suaminya diminta membawa bayinya ke rumah sakit.
Dilansir SCMP, Laura membawa bayinya ke Rumah Sakit Queen Mary dan sempat berada di ruang isolasi selama 10 jam, sementara suaminya menunggu di lorong.
Bayi Laura lalu dipindahkan ke unit perawatan intensif untuk pemantauan dan seorang dokter memberi tahu bahwa rumah sakit tidak memiliki ruangan untuk mereka menunggu sang anak.
Baca juga: 141 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik 2 Dosis Vaksin Covid-19, Vaksin Booster 8 Juta
Baca juga: Tenaga Kerja Indonesia Jadi Gelandangan di Hongkong, Hidup di Dalam Rumah Kardus di Musim Dingin
Laura dan suami mengatakan akan menunggu di koridor, namun dokter tidak mengizinkannya tinggal di area RS karena kontak dekat pasien Covid-19.
"Saya memohon, menangis, histeris dan berteriak," kata Laura.
"Saya mengalami sedikit gangguan. Ini sangat tidak manusiawi. Aku tidak bisa meninggalkannya. Dia berusia 11 bulan. Aku tidak pernah meninggalkannya. Itu sangat traumatis bagi kami," ujar Laura.
Setelah pasangan itu menunggu di luar unit perawatan intensif sampai pukul 01.00 pada Selasa, kata Laura, dokter mengatakan akan memanggil satpam bahkan menyeret keduanya ke polisi jika tidak segera pergi.
Dr Lau Ka-hin, kepala manajer dari pihak rumah sakit mengatakan akan mencoba mengatur anak dan orang tua yang dikonfirmasi Covid-19 untuk bisa bersama di rumah sakit.
"Namun, seperti yang Anda semua tahu ada banyak, banyak kasus dan banyak anak yang telah terinfeksi sehingga perlu waktu bagi staf kami untuk mengatur tempat yang cocok untuk mereka," kata Lau.
Pada 21 Februari, Rumah Sakit Queen Mary memiliki kapasitas 76 persen dengan okupansi pediatrik sebesar 57 persen.
Dalam sebuah pernyataan, Otoritas Rumah Sakit mengatakan di bawah kebijakan saat ini, staf akan mengatur orang tua dan anak yang dites positif untuk tinggal di bangsal yang sama selama situasi memungkinkan.
"Mengingat orang tua bayi pasien tidak positif Covid-19, maka tidak disarankan untuk tinggal di fasilitas isolasi rumah sakit," kata pihak berwenang, seraya menambahkan bahwa panggilan video akan dilakukan dengan anak mereka hingga tiga kali dalam sehari.
Suami Laura, Nick, dinyatakan negatif Covid-19 dengan tes antigen, sementara ia mengaku belum diskrining.
Nick mengaku telah meminta pihak rumah sakit untuk mengetesnya dengan harapan bisa menemani putrinya, tetapi ditolak dan diminta pergi ke fasilitas pemeriksaan pemerintah.
Pada Selasa pagi, seorang dokter memberi tahu pasangan itu bahwa kondisi putri mereka telah membaik dan dia dalam kondisi stabil, siap untuk dipulangkan.
Namun pasien hanya dapat kembali ke rumah untuk dikarantina setelah dites negatif tujuh hari sejak positif.
"Memikirkan enam hari lagi untuk tidak diizinkan mendekatinya saya tidak tahan," kata Laura.
Saat melakukan FaceTime, Laura menilai putrinya yang masih berusia 11 bulan itu nampak tenang namun bingung.
Baca juga: Penyandang Penyakit Tidak Menular Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Cek Kesehatan Lewat Teknologi
Baca juga: Deteksi Dini Kasus Covid-19 Masih Rendah, Ada Celah Antara Data Pemerintah dan Fakta Kasus Aktif
Dr Siddharth Sridhar, asisten profesor klinis di departemen mikrobiologi Universitas Hong Kong, mengatakan pemisahan anak-anak dari orang tua merupakan hal yang traumatis serta membuat para orang tua enggan mendiagnosis anaknya.
"Sebagai aturan umum, kita harus melakukan yang terbaik untuk mengakomodasi setidaknya satu orang tua untuk tetap bersama anak asalkan anak tersebut tidak sakit parah."
"Jika bayi secara medis sehat dan tes negatif, mereka harus dipulangkan tanpa pertanyaan," katanya.
Tiga anak di Hong Kong meninggal dunia dalam dua minggu terakhir setelah terkena Covid-19.
Korban ketiga merupakan bayi perempuan berusia 11 bulan, menjadi kematian termuda terkait virus corona di Hong Kong.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)