Menlu Jepang Mengutuk Keras Rusia Atas Pelanggaran Kedaulatan Ukraina
Pertemuan Telepon Menteri Luar Negeri G7 kemarin malam (22/2/2022) jam 22:50 waktu Jepang menghasilkan keputusan Jepang mengutuk keras Rusia atas pela
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pertemuan Telepon Menteri Luar Negeri G7 kemarin malam (22/2/2022) jam 22:50 waktu Jepang menghasilkan keputusan Jepang mengutuk keras Rusia atas pelanggaran kedaulatan Ukraina.
Pertemuan Telepon Menteri Luar Negeri G7 diadakan selama sekitar 45 menit dari 22:50 pada tanggal 22 Februari, dan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi.
"Pada pertemuan tersebut, sebagai G7, persetujuan dari apa yang disebut "Republik Rakyat Donetsk" dan yang disebut "Republik Rakyat Luhansk" untuk "kemerdekaan" oleh Rusia melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan melanggar hukum internasional," ungkap Menlu Hayashi.
"Kami setuju bahwa itu adalah tindakan yang harus dilakukan, dan menegaskan posisi kami untuk mengutuk keras hal ini. Selain itu, kami terus memperhatikan perkembangan situasi dengan perhatian serius, dan sepakat untuk merespons dengan kerja sama yang erat di G7."
Menteri Hayashi mengomunikasikan niatnya untuk bekerja sama dengan komunitas internasional termasuk G7 dan segera melakukan penyesuaian terhadap tindakan tegas termasuk sanksi.
Berbagai sanksi keras akan dikenakan Jepang, menurut sumber Tribunnews.com Rabu (23/2/2022) antara lain memblokir ekspor teknologi vital lainnya serta memperketat larangan bertransaksi pada bank-bank asal Rusia, disamping sanksi lainnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.