Pasar Asia dan Dow Berjangka Rebound Meskipun Ada Sanksi AS terhadap Rusia
Rebound dilaporkan beberapa jam setelah AS mengumumkan serangkaian sanksi pertama terhadap Rusia atas "permulaan invasi Moskow di Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Pasar Asia dan saham berjangka Amerika Serikat (AS) mengalami rebound moderat pada Rabu (23/2/2022).
Rebound dilaporkan beberapa jam setelah AS mengumumkan serangkaian sanksi pertama terhadap Rusia atas permulaan invasi Moskow di Ukraina.
Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) naik 0,6 persen pada perdagangan pagi, setelah turun 2,8 persen pada Selasa (22/2/2022), kerugian harian terbesar dalam lima bulan.
Shanghai Composite Index (SHCOMP) China naik 0,4 persen, sementara Kospi (KOSPI) Korea Selatan diperdagangkan datar.
Baca juga: Usai Cetak Rekor, IHSG Turun ke 6.847, Investor Asing Koleksi Saham Bank Jago, BCA dan BRI
Baca juga: IHSG Sesi I Berbalik Perkasa Naik ke 6.889, Investor Asing Borong Saham Rp Rp 359,85 Miliar
Kedua indeks turun sekitar 1 persen pada Selasa (22/2/2022).
Pasar saham Jepang ditutup Rabu (23/2/2022) untuk liburan.
Sedikit rebound di pasar Asia terjadi setelah kenaikan moderat di bursa berjangka AS.
Dow (INDU) berjangka naik 77 poin, atau 0,2 persen.
S&P 500 (INX) dan Nasdaq (COMP) berjangka masing-masing naik 0,3 persen dan 0,4 persen.
Baca juga: IHSG Dibuka Langsung Melorot ke 6.817, Investor Asing Incar Saham Perbankan
Baca juga: IHSG Loyo, Ditutup Melemah ke 6.835, Investor Asing Borong Saham Rp 639 Miliar
Harga minyak sedikit lebih tinggi.
Minyak mentah berjangka AS naik tipis 0,2 persen menjadi $92,09 per barel, sementara minyak mentah Brent naik 0,3 persen menjadi $97,08 per barel.
Whitehouse.gov melaporkan, Biden pada Selasa (22/2/2022) memaparkan apa yang disebutnya "tahap pertama" sanksi AS terhadap Rusia, termasuk pada dua lembaga keuangan, utang negara Rusia, dan elit Rusia serta anggota keluarga mereka.
"Ini adalah awal dari sebuah invasi, dan oleh karena itu ini adalah awal dari tanggapan kami," kata seorang pejabat senior pemerintah AS, seperti dikutip CNN.
"Jika Putin meningkat lebih jauh, kami akan meningkat lebih lanjut menggunakan sanksi keuangan dan kontrol ekspor, yang belum kami ungkapkan."
Baca juga: IHSG Dibuka Naik Tipis 0,01 Persen ke 6.849, Investor Asing Lepas Saham Rp 45,54 Miliar
Baca juga: Tertekan IHSG Sesi I Anjlok 1,34 Persen ke 6.724, Investor Asing Koleksi Saham BBRI, BBNI dan ITMG