Deklarasi Putin Sesaat sebelum Serangan Rusia, Sebut Tak Berniat Duduki Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya tak berniat menduduki Ukraina. Namun, serangan justru terjadi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia telah melancarkan serangan ke negara tetangga, Ukraina, melintasi perbatasannya dan membom sasaran militer di dekat kota-kota besar, Kamis (24/2/2022).
Dalam sebuah pernyataan TV sebelum serangan terjadi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia tak berencana untuk menduduki Ukraina.
Ia bahkan menuntut agar pasukan militernya meletakkan senjata.
Namun, beberapa saat setelah deklarasi Putin tersebut, dilaporkan terjadi serangan yang menargetkan militer Ukraina.
"Putin telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina," kata Ukraina, dikutip dari BBC.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, IHSG Ditutup Merosot 1,48 Persen
Baca juga: Rusia Mulai Serang Ukraina, Harga Emas Dunia Mendekati 2.000 Dollar AS
Kendaraan militer Rusia dikatakan telah melanggar perbatasan di sejumlah tempat, di utara, selatan, dan timur, termasuk dari Belarus.
Menurut pihak berwenang Ukraina, sedikitnya delapan orang tewas akibat serangan Rusia.
Disisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia menyebut serangan udara di Ukraina tak menargetkan kota-kota di negara itu dan tidak menimbulkan ancaman bagi warha sipill, lapor kantor berita RIA Novosti, seperti diberitakan AlJazeera.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengumumkan darurat militer saat ini diberlakukan di seluruh negaranya.
Ia meminta kepada rakyatnya agar tak panik dan percaya pada pemerintah.
"Jangan panik. Kami kuat, kami siap untuk apapun."
"Kami akan mengalahkan semua orang karena kamu adalah Ukraina," ujarnya dalam sebuah pernyataan video.
Menjelang serangan Rusia, ia telah melakukan upaya terakhir untuk mencegah perang, memperingatkan bahwa Rusia bisa memulai "perang besar di Eropa" dan mendesak warga Rusia untuk menentangnya.
Sirine peringatan meraung di seluruh ibu kota Ukraina, yang berpenduduk hampir tiga juta jiwa.