Presiden Ukraina Janji Tak akan Tinggalkan Kyiv Meski Dirinya Target Utama Serangan Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia adalah target nomor satu serangan Rusia. Namun dia berjanji akan tetap tinggal di Kyiv.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia adalah 'target nomor satu' Moskow saat pasukan Rusia merebut pabrik Chernobyl dan maju ke ibukota Kyiv.
Volodymyr Zelenskyy telah berjanji untuk tinggal di Kyiv saat pasukannya bertempur melawan militer Rusia yang bergerak maju menuju ibu kota dalam serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Rusia telah meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis (24/2/2022) menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.
Diperkirakan 100.000 orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Zelenskyy mengatakan, 137 orang tewas dalam serangan di hari pertama.
Ukraina mengatakan, Rusia bertujuan untuk merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah, yang dianggap Putin sebagai boneka AS.
Baca juga: Serang Ukraina, Berikut Daftar Perusahaan dan Individu di Rusia yang Terkena Sanksi dari Inggris
Baca juga: Cerita Pilu Legislator Ukraina soal Invasi Rusia ke Ukraina: Saya Terbangun karena Dengar Ledakan
Pasukan Rusia juga telah merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, sekitar 90 km utara Kyiv, saat mereka maju di sepanjang rute terpendek ke ibu kota dari Belarus ke utara.
“Musuh (Rusia) telah menandai saya sebagai target nomor satu,” kata Zelenskyy memperingatkan dalam pesan video pada hari Jumat (25/2/2022) ketika pertempuran sengit dilaporkan di berbagai bidang.
“Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara.”
“Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina.”
Putin mengatakan, Rusia sedang melakukan “operasi militer khusus” untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri sebuah tuduhan yang disebut Barat tidak berdasar.
Dia juga mengatakan Ukraina adalah negara tidak sah yang tanahnya secara historis milik Rusia.
Ditanya apakah dia khawatir tentang keselamatan Zelenskyy, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CBS: “Sepengetahuan saya, Presiden Zelenskyy tetap berada di Ukraina pada jabatannya, dan tentu saja kami mengkhawatirkan keselamatan semua teman kami di Ukraina, pejabat pemerintah dan lainnya.”
Sanksi Rusia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.