Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemhan Rusia: Ukraina Terapkan Metode yang Sama Seperti Teroris, Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng

Kemhan Rusia menyatakan bahwa senjata presisi menetralkan objek infrastruktur militer Ukraina, termasuk pangkalan udara dan pertahanan udara.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kemhan Rusia: Ukraina Terapkan Metode yang Sama Seperti Teroris, Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Petugas polisi menahan seorang pria selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Moskow pada 24 Februari 2022. - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada hari Kamis, menewaskan puluhan dan memicu peringatan dari para pemimpin Barat tentang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Serangan udara Rusia menghantam instalasi militer di seluruh negeri dan pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, memaksa banyak warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka karena suara bom. (Photo by Kirill KUDRYAVTSEV / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan bahwa Ukraina menerapkan 'metode yang sama seperti teroris', menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

"Kepemimpinan nasionalis kalian menggunakan metode yang sama seperti teroris. Mereka ingin menggunakan kalian sebagai tameng manusia. Angkatan bersenjata Rusia tidak akan melancarkan serangan apapun ke daerah pemukiman di ibu kota Ukraina (Kiev)," kata kementerian itu dalam pidatonya kepada warga Ukraina pada Jumat kemarin.

Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (26/2/2022), pidato tersebut disampaikan saat Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan kepada wartawan bahwa Dinas Keamanan Ukraina telah menempatkan kelompok nasionalis di unit militer reguler angkatan bersenjata negara itu.

"Dinas Keamanan Ukraina menyusup ke unit militer reguler dari kelompok angkatan bersenjata Ukraina yang terdiri dari 25 hingga 30 orang yang menjalani pelatihan khusus," kata Konashenkov.

Ia menambahkan bahwa 'kaum nasionalis mengidentifikasi individu yang tidak dapat diandalkan diantara militer Ukraina'.

"Dan jika Komandan unit Angkatan Bersenjata Ukraina memutuskan untuk mundur dari garis pendudukan, mereka (kaum nasionalis ini) bertindak sebagai detasemen serangan," tegas Konashenkov.

Berita Rekomendasi

Di tengah serangan yang sedang berlangsung yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina di Donbass, Rusia meluncurkan operasi militer khusus sejak Kamis lalu untuk menghentikan pertumpahan darah, yang menargetkan militer Ukraina.

Baca juga: Invasi Rusia Agresif, Presiden Ukraina Merasa Ditinggal, Sindir AS-NATO Hanya Pantau dari Kejauhan

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa operasi itu bertujuan untuk 'demiliterisasi dan denazifikasi' Ukraina.

Kemhan Rusia, pada gilirannya, menyatakan bahwa senjata presisi menetralkan objek infrastruktur militer Ukraina, termasuk pangkalan udara dan pertahanan udara.

Kementerian itu kemudian menekankan kota-kota di Ukraina tidak menjadi sasaran dan hanya fasilitas militer saja yang dinetralisir.

Pada Senin lalu, Rusia telah mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) dari Ukraina.

Langkah itu dilakukan di tengah aksi pengeboman intensif yang diduga dilakukan oleh Angkatan Darat Ukraina terhadap DPR dan LPR, yang menyebabkan jatuhnya korban sipil di wilayah itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas