Semua Perusahaan Jepang Ungsikan Karyawannya di Ukraina, Operasional Pabrik Ditangguhkan Sementara
Operasi pabrik di barat dihentikan sementara dari tanggal 25 Februari untuk memastikan keselamatan karyawan akibat invasi militer Ukraina oleh Rusia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Semua perusahaan Jepang di Ukraina berusaha mengungsikan karyawannya--terutama warga Jepang--agar ke luar dari negara tersebut dan pabrik ditangguhkan operasinya untuk sementara akibat perang Rusia-Ukraina.
"Sedikitnya 120 warga Jepang di Ukraina berusaha kami ungsikan ke luar negara tersebut, antara lain bisa ke Rumania atau ke Polandia atau pulang kembali ke Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Sumitomo Electric Industries, yang berkantor pusat di Osaka, operasi pabrik di barat dihentikan sementara dari tanggal 25 Februari waktu Jepang untuk memastikan keselamatan karyawan akibat invasi militer Ukraina oleh Rusia.
Sekitar 6.000 karyawan bekerja di pabrik tersebut, dan perusahaan telah memutuskan untuk memastikan keselamatan karyawannya.
Dikatakan bahwa tidak ada karyawan Jepang yang ditempatkan secara lokal di Ukraina.
Pabrik memproduksi kabel listrik untuk mobil, dan perusahaan sedang berdiskusi dengan produsen mobil tentang tindakan masa depan seperti apakah produksi alternatif dimungkinkan di negara lain.
JT atau Japan Tobacco telah menutup pabrik tembakaunya di Ukraina tengah sejak tanggal 24 Februari 2022.
Ada sekitar 900 karyawan di Ukraina termasuk pabrik dan kantor penjualan ini, tetapi tidak ada orang Jepang.
Sedangkan karyawan asing telah dievakuasi ke luar negeri, dan karyawan Ukraina menunggu di rumah atau bekerja dari rumah, artinya perusahaan telah mengkonfirmasi keselamatan.
Di pabrik, beberapa produk rokok cerutu untuk Jepang diproduksi, tetapi waktu untuk melanjutkan operasi belum diputuskan, dan untuk saat ini, akan ditangani oleh inventaris.
Fujikura, yang memproduksi suku cadang untuk mobil di pabriknya di Ukraina, telah mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan produksi di pabrik tersebut hingga akhir bulan ini.
Menurut perusahaan, sebuah pabrik di pusat kota Ribiu di barat dekat perbatasan dengan Polandia memproduksi suku cadang yang disebut wire harness yang mengikat kabel listrik.
Baca juga: Warga Rusia dan Ukraina di Tokyo Jepang Unjuk Rasa Damai, Hentikan Perang
Tetapi setelah invasi tentara Rusia, pabrik tersebut berhenti beroperasi. sekitar 1.400 karyawan menunggu di rumah.
Meskipun tidak ada ekspatriat Jepang, perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk sementara mengkonsolidasikan produksi di pabrik-pabrik di negara tetangga, sehingga jaringan pasokan suku cadang atau rantai pasokan tidak terpengaruh.
Di sisi lain, di antara produsen mobil domestik, Toyota Motor dan Nissan Motor memiliki basis penjualan di Ukraina.
Tidak ada ekspatriat Jepang, tetapi mereka menginstruksikan karyawan lokal untuk menunggu di rumah untuk memastikan keselamatan mereka.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.