Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Heroik Warga Ukraina Lawan Militer Rusia, Hadang Tank hingga Siapkan Bom Molotov

Invasi militer Rusia ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) lalu telah menimbulkan semangat patriotisme bagi rakyat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Aksi Heroik Warga Ukraina Lawan Militer Rusia, Hadang Tank hingga Siapkan Bom Molotov
AFP/YURIY DYACHYSHYN
Warga Ukraina dengan sukarela menyumbangkan darah untuk tentara di Pusat Layanan Darah di kota Lviv, Ukraina barat pada 25 Februari 2022. Kebutuhan darah di negara itu meningkat setelah terjadi invasi militer Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Invasi militer Rusia ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) lalu telah menimbulkan semangat patriotisme bagi rakyat.

Untuk membendung serangan Rusia, warga Ukraina turut serta membantu pasukan militer negara itu.

Berbagai cara dilakukan untuk melaju serangan pasukan Rusia atau sekadar berniat menghentikan perang.

Bahkan ada warga yang nekat menghadang laju tank militer Rusia.

Berikut fakta-fakta aksi heroik warga Ukraina seperti dirangkum Tribunnews.com, Senin (28/2/2022).

1. Kakek Marahi Tentara Rusia

Pada hari ketiga serangan Rusia, seorang kakek di Ukraina yang tak kenal takut memarahi dan mengusir tentara Rusia yang menyerang negara itu.

Berita Rekomendasi

Ia memarahi mereka dan menyebut para tentara hanya boneka dari penguasa Rusia.

Apa yang dilakukan kakek pemberani itu pun terekam di kamera, dan viral di media sosial.

“Apa yang kalian lakukan di sini? Saya juga orang Rusia tetapi tinggal di negara ini. Anda memiliki negara Anda sendiri, kami juga,” tutur kakek itu berdasarkan terjemahan yang diunggah jurnalis lepas Olga Tokariuk di Twitter dikutip dari Daily Star.

“Bukankah ada masalah di negara kalian yang harus diselesaikan. Apakah Anda semua kaya di sana seperti di Emirat? Kalian hanya boneka,” tambahnya.

Baca juga: 3 Hari Serang Ukraina, 4.300 Tentara Rusia Tewas, 53 Pesawat Jatuh, dan 148 Tank Hancur

Insiden itu dikabarkan terjadi pada Sabtu (26/2/2022) dini hari, di Kota Melitopol, sekitar 112km, dari perbatasan Krimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

Tentara Rusia yang dimarahi kakek itu pun terlihat hanya diam, meski sang kakek mengepalkan tinjunya di depan mereka.

Wajah mereka ditutupi topeng dan menggunakan tudung.

Kakek di Ukraina memarahi dan mengusir tentara Rusia tanpa menunjukkan rasa takut. (Sumber: Twitter Via Daily Star)
Kakek di Ukraina memarahi dan mengusir tentara Rusia tanpa menunjukkan rasa takut. (Sumber: Twitter Via Daily Star) ()

2. Hadang Tank Rusia

Seorang warga sipil Ukraina nekat menghadang tank Rusia yang melintas di Ibu Kota Kyiv dan berlutut di depan tank.

Dilansir dari The Sun, sebelum berlutut, pria Ukraian itu sempat naik ke tank yang berjalan dan turun untuk berlutut ketika tank Rusia itu mulai menurunkan kecepatannya.

Pria yang tak diketahui namanya itu memohon kepada tentara Rusia untuk pergi dari Ukraina dan tak membuat kehancuran di negaranya.

Sejumlah warga lainnya yang menyaksikan aksinya itu dengan cepat menarik pria itu ke titik aman.

Tank Rusia tersebut juga sempat dihadang para warga lainnya.

Mereka pun turut meminta tank Rusia itu pergi dari Ukraina sebelum tank itu tancap gas meninggalkan lokasi.

Seorang warga Ukraina nekat menghentikan konvoi tank militer Rusia.
Seorang warga Ukraina nekat menghentikan konvoi tank militer Rusia. (Capture video/ Daily Mail)

3. Laki-laki Ikut Berperang

Untuk mempertahankan Ukraina dari serangan Rusia, maka otoritas setempat mengimbau warga laki-laki berusia 18-60 tahun meninggalkan Ukraina.

Imbauan tersebut akan tetap berlaku selama periode hukum darurat militer.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan mobilisasi militer secara umum untuk menghadapi invasi Rusia.

Sementara itu, rakyat mengangkat senjata melawan serbuan pasukan tentara Rusia.

Sehari sebelum Invasi Rusia, warga Ukraina membeli senjata, amunisi, dan senapan sniper menjelang kemungkinan invasi Rusia, dengan antrean panjang terlihat di dalam toko senjata pada Rabu (23/2/2022) dilansir dari Guardian.

Dengan pengumuman aktifnya kondisi darurat Ukraina, parlemen negara itu menyetujui rancangan undang-undang yang memberi izin kepada Ukraina untuk membawa senjata api.

Mantan Ratu Kecantikan Ukraina, Anastasiia Lenna memilih angkat senjata untuk berperang melawan invasi Rusia.
Mantan Ratu Kecantikan Ukraina, Anastasiia Lenna memilih angkat senjata untuk berperang melawan invasi Rusia. (Capture instagram)

Kondisi berubah total dari sebelumnya, dimana warga Ukraina dilarang meninggalkan rumah dengan senjata mematikan.

Kebanyakan orang Ukraina – laki-laki dan perempuan – belajar menembak di sekolah.

Sekitar 400.000 orang diperkirakan memiliki pengalaman tempur, menyusul pencaplokan Krimea oleh Vladimir Putin pada 2014, dan pemberontakan bersenjata yang didukung Moskwa di Ukraina timur.

Namun ancaman dalam beberapa hari terakhir dari kemungkinan serangan di Kiev telah mendorong warga bergegas membeli senjata, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Toko senjata telah menjual beberapa senjata, seperti senapan serbu AR-10 dan AR-15, dengan bisnis yang sekarang sangat sibuk.

3. Wanita Ikut Bantu Bikin Bom Molotov

Imbauan pemerintah Ukraina agar warga mempersiapkan bom molotov untuk menghadang tentara Rusia mulai diterapkan warga.

Arina, seorang wanita Ukraina dan berprofesi sebagai guru bahasa Inggris itu sedang membuat bom molotov di sebuah taman.

Diberitakan BBC, di taman itu Arina tampak berjongkok di rumput bersama lusinan wanita lain.

Mereka memarut bongkahan polistiren seolah-olah itu keju dan merobek lembaran menjadi kain untuk membuat bom botol buatan sendiri.

 Sosok Arina, guru bahasa Inggris itu sedang membuat bom molotov di sebuah taman Kota Dnipro, Ukraina, Minggu (27/2/2022).(BBC/Sarah Rainsford)
Sosok Arina, guru bahasa Inggris itu sedang membuat bom molotov di sebuah taman Kota Dnipro, Ukraina, Minggu (27/2/2022).(BBC/Sarah Rainsford) 

Melakukan aktivitas itu mungkin tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang di Eropa, termasuk Arina.

Tapi, Kota Dnipro sekarang bersiap untuk mempertahankan diri melawan pasukan Rusia yang semakin mendesak.

“Tidak ada yang mengira beginilah cara kita menghabiskan akhir pekan, tapi sepertinya ini satu-satunya hal penting yang harus dilakukan sekarang,” ungkap Arina yang wajah dan rambutnya telah “dihiasi” debu putih dari polistiren.

“Ini cukup menakutkan. Saya pikir kami tidak benar-benar menyadari apa yang sedang kami lakukan. Kami hanya perlu melakukan sesuatu,” katanya.

Tidak jauh dari Arina, ada Elena dan Yulia.

Kedua wanita itu mengaku telah meninggalkan anak-anak mereka dengan kakek-nenek untuk datang dan membantu membuat senjata-senjata ini.

“Duduk di rumah tanpa melakukan apa pun akan lebih menakutkan,” kata Elea.

Sambil tersenyum, dia berkata bahwa dirinya pandai memasak, dan proses membuat bom molotov ini tidak jauh berbeda.

“Aku tidak percaya ini terjadi pada kami, tapi pilihan apa yang kami punya? Tidak ada yang berkonsultasi dengan kami tentang apa pun,” kata Elena.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas