Presiden dan Wapres Taiwan akan Sumbangkan Gajinya untuk Ukraina
Para pemimpin Taiwan itu adalah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Wakil Presiden William Lai dan Perdana Menteri Su Tseng-chang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TAIWAN - Para pemimpin di Taiwan pada Rabu (2/3/2022) kompak menyumbangkan satu bulan gajinya untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi Ukraina menyusul aksi agresi Rusia.
Para pemimpin Taiwan itu adalah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Wakil Presiden William Lai dan Perdana Menteri Su Tseng-chang.
Agresi militer Rusia terhadap Ukraina telah menimbulkan simpati luas untuk rakyat Ukraina di Taiwan.
Apalagi karena pulau tersebut menghadapi ancaman setiap hari dari tetangga raksasa China.
Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan telah meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim tersebut.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Mendorong Cina Invasi Taiwan?
Baca juga: Pejabat Senior Amerika Kunjungi Taiwan di Tengah Kekhawatiran Serangan China
Tsai, yang pemerintahnya minggu ini mengirimkan bantuan gelombang pertama dalam bentuk 27 ton pasokan medis, mengatakan dalam pertemuan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa bahwa tekad rakyat Ukraina telah menggerakkan dunia dan juga rakyat Taiwan.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus.”
Kekuatan demokrasi global yang mendukung Ukraina semakin kuat, kata Tsai.
"Sebagai anggota mitra global demokrasi, Taiwan tidak absen, dan kami sepenuhnya mendukung Ukraina,” tegasnya.
Kementerian Luar Negeri akan memberikan rincian rekening bank yang dibuat oleh Asosiasi Bantuan Bencana Taiwan untuk donasi bantuan Ukraina.
Taiwan pekan lalu juga mengumumkan bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia, meskipun memiliki sedikit kerja sama dalam bidang perdagangan dengan Moskow.
"Saya berharap rekan-rekan kami, serta semua mitra partai kami di kantor publik, dapat sepenuhnya menanggapi tindakan ini dan dengan tegas menyatakan kepada dunia bahwa Taiwan mendukung Ukraina, dan Taiwan mendukung demokrasi dan kebebasan," kata Tsai.
Taiwan tidak disertakan sebagai anggota dalam organisasi global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa karena tekanan China.
Namun Tsai bercita-cita untuk menunjukkan bahwa Taiwan adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab meskipun terisolasi secara diplomatik. [ah/rs]
Sumber: VOA Indonesia