Rusia dan Ukraina Sepakat Terkait Perlunya Koridor Kemanusiaan untuk Bantu Evakuasi Warga Sipil
Delegasi dari Rusia dan Ukraina telah melakukan negosiasi di wilayah Brest Belarus pada, Kamis (3/3/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Delegasi dari Rusia dan Ukraina telah melakukan negosiasi di wilayah Brest Belarus pada Kamis (3/3/2022).
Dilansir Aljazeera, negosiasi tersebut menghasilkan kesepakatan terkait perlunya koridor kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan.
Serta untuk membantu warga sipil untuk bisa keluar dari kota-kota Ukraina yang terkepung.
Negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, masalah utama ia selesaikan dalam negosiasi tersebut adalah keselamatan orang.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Rusia Dihapus dari Sistem Reservasi Global
Yakni para warga sipil yang berada di zona konflik dan bentrokan militer.
"Masalah utama yang kami selesaikan hari ini adalah keselamatan orang. Warga sipil yang telah menemukan diri mereka di zona konflik, bentrokan militer," kata Medinsky, Jumat (4/3/2022).
Namun Medinsky tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kapan koridor aman tersebut akan didirikan.
Sementara itu Negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina telah sepakat untuk membentuk jalur komunikasi dan kerjasama sesegera mungkin.
Baca juga: Rusia Perkuat Pasukan di Selatan Ukraina, 1 Juta Lebih Pengungsi Hijrah
Demi membantu dan memfasilitasi evakuasi warga sipil.
Tak hanya itu, penghentian sementara pertempuran di loasi tertentu juga dimungkinkan.
Artinya di tempat-tempat koridor kemanusiaan berada, maka dimungkinkan untuk menghentikan tembakan selama proses evakuasi.
Baca juga: Invasi Rusia di Ukraina Hari Kesembilan, Ini 14 Hal yang Terjadi
Joe Biden Umumkan Sanksi Baru untuk Elit Rusia
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memberlakukan sanksi baru terhadap delapan anggota elit Rusia bersama dengan anggota keluarga mereka, Kamis (3/3/2022).
Sanksi baru tersebut merupakan upaya terbaru pemerintahan Biden untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin saat invasi ke Ukraina berlangsung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.