Dubes AS untuk Indonesia: Keberanian Rakyat Ukraina Menginspirasi Dunia
Amerika Serikat bersama dengan para sekutu dan mitra di seluruh dunia akan terus mendukung rakyat Ukraina dalam membela negara mereka.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Y. Kim mengatakan, Amerika Serikat akan menghambat kemampuan Rusia untuk membiayai dan mengembangkan militernya, serta melemahkan kemampuan Rusia untuk bersaing dalam ekonomi global.
Dengan melancarkan serangan brutalnya terhadap rakyat Ukraina, dia mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin juga melakukan serangan terhadap prinsip-prinsip yang menjunjung perdamaian dan demokrasi global.
"Namun, rakyat Ukraina sangat tangguh. Mereka telah menjalani demokrasi selama beberapa dekade, dan keberanian mereka menginspirasi dunia," kata Kim dalam pernyataan tertulis, Jumat (4/3/2022), yang diterima Kontan.co.id.
Dia menegaskan, Amerika Serikat, bersama dengan para sekutu dan mitra di seluruh dunia akan terus mendukung rakyat Ukraina dalam membela negara mereka.
Baca juga: Ukraina Klaim 9.166 Tentara Rusia Tewas di Hari Ke-9 Perang Rusia Vs Ukraina
Dengan memilih untuk membiayai perang dibanding berinvestasi untuk kebutuhan Rusia, menurut Kim, invasi Putin ke Ukraina akan menjadi kegagalan strategis bagi Kremlin dan merusak masa depan rakyat nergeri beruang merah.
Ketika sejarah dalam era ini ditulis, hal itu akan menunjukkan, pilihan Putin untuk meluncurkan serangan yang tidak beralasan, tidak dibenarkan, serta terencana membuat dunia lebih bersatu, dan Rusia secara eksponensial lebih lemah.
"Hal ini tidak akan berakhir baik bagi Putin. Bersama-sama, Amerika Serikat dan para Sekutu serta mitra kami sedang mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia," ujar Kim.
Serangan ke Ukraina telah Putin rencana sejak lama
Sebagai hasil dari koordinasi sanksi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, AS, Inggris, Uni Eropa, Jepang, dan Kanada telah menghapus beberapa bank Rusia dari sistem pesan SWIFT dan memberlakukan tindakan pembatasan pada Bank Sentral Rusia.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi keuangan secara menyeluruh dan kontrol ekspor yang ketat yang akan merugikan ekonomi, sistem keuangan, dan akses Rusia ke teknologi mutakhir.
Setelah Putin memulai invasinya, mata uang rubel mencapai titik terlemahnya dalam sejarah, dan pasar saham Rusia jatuh.
"Bersama dengan Inggris dan Uni Eropa, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada para perancang perang ini, termasuk Putin sendiri," ungkap Kim.
Dengan bergerak dalam koordinasi yang erat serta koalisi yang kuat bersama sekutu dan mitra yang mewakili lebih dari setengah ekonomi global, AS telah memperbesar dampak tindakan mereka untuk membebankan biaya maksimum pada Putin dan rezimnya.
"Menanggapi perang sebagai pilihan Putin, kami akan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan bisnis. Kami akan menghambat kemampuan Rusia untuk membiayai dan mengembangkan militernya," tegasnya.