Duta Besar Rusia: Putin tidak Berniat Pakai Nuklir, Senjata Nuklir bagi Kami Hanya untuk Bertahan
Rusia mempersiapkan senjata nuklir karena banyaknya pernyataan agresif dari kelompok Barat.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
Ini tidak hanya penindasan budaya. Barat menutup mata mereka tidak ingin melihat atau mendengar apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina.
Perspektif Anda mengapa Ukraina menginginkan gabung ke NATO?
Ya karena kita bertetanggaan. Kita memiliki perbatasan cukup luas dengan Ukraina. Dan NATO akan membawa infrastruktur militer mereka ke perbatasan kita.
Baca juga: Rangkuman Hari ke-9 Invasi Rusia ke Ukraina: Serang PLTN di Zaporizhzhya hingga Terjadi Kebakaran
Bagaimana kita tidak merasa terancam? Karena NATO, apapun yang mereka katakan adalah Aliansi yang sangat agresif.
Apakah Anda tidak ingat NATO melakukan serangan ke negara yang bukan anggota seperti Yugoslavia, Libya, Irak dan Afghanistan.
Ini sama saja mengancam kami warga Rusia. Tidak ada bedanya apabila kami membangun pangkalan militer di perbatasan Amerika seperti di Kanada atau Meksiko.
Sementara media Barat tidak pernah melaporkan kejadian ini. Kita tidak pernah menuntut hal itu.
Pada Desember 2021 kami meminta Amerika Serikat untuk menjamin keamanan jangka panjang di Eropa. Kita menginginkan persoalan ini selesai melalui jalur diplomasi. Tapi AS sebagai pemimpin dari NATO menolak itu.
Jadi ini tidak hanya baru terjadi 24 Februari tapi sudah bertahun-tahun yang lalu. Ketika kelompok Barat meluncurkan informasi perang melawan Rusia.
Apa yang dilakukan Presiden Federasi Rusia adalah ingin menyelesaikan persoalan wilayah separatis di Luhansk dan Donetsk.
Apa syarat yang diajukan pemerintah Rusia agar gencatan senjata berakhir dan perundingan dilakukan secara diplomasi?
Kami sudah melakukan pertemuan putaran pertama. Saya tidak mengetahui pasti kapan, hanya saja laporan dari kepala delegasi menyebut bahwa ada poin-poin identifikasi mengenai kompromi yang dilakukan antara pemerintah Rusia dengan Ukraina.
Dan yang terpenting mereka memutuskan untuk bertemu kembali. Jadi mungkin hari ini, akan ada pembicaraan putaran kedua dan salah satu topiknya bisa soal gencatan senjata.
Tujuan kami sebetulnya hanya demiliterisasi dan tentunya berharap perundingan bisa dilakukan melalui jalur diplomasi atau dengan cara operasi militer ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.