Kemarin Gagal, Gencatan Senjata Kedua Kembali Diupayakan di Mariupol untuk Evakuasi Warga Sipil
Dewan kota telah meminta penduduk untuk kembali ke tempat penampungan di kota dan menunggu informasi lebih lanjut tentang evakuasi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Hal itu lantaran kota tersebut strategis dan pelabuhan laut Azoz yang berada di sana dianggap sebagai salah satu kunci untuk direbut Rusia.
Bahkan, kota tersebut digempur habis-habisan hingga kekurangan air dan listrik.
"Hari Sabtu ini, tidak ada lagi air dan orang memiliki masalah besar dalam mengakses air minum dan ini menjadi masalah penting," kata Ligozat.
"Tidak ada listrik lagi, tidak ada pemanas. Makanan habis, toko-toko kosong"
"Selama beberapa hari tidak ada yang masuk atau keluar kota," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata untuk membuka koridor kemanusiaan yang memungkinkan 450.000 penduduk Kota Mariupol mulai pergi dengan bus dan mobil pribadi.
Namun, pejabat Ukraina kemudian menyerukan penundaan evakuasi.
Hal itu lantaran Rusia ingkar janji dan justru terus menembaki kota itu dan sekitarnya.
Rusia kemudian mengumumkan adanya tindakan ofensif yang terus dilanjutkan dan kedua pihak saling menyalahkan atas kegagalan gencatan senjata.
Wali Kota Mariupol Membenarkan Situasi Mengerikan di Wilayahnya
Sementara, Wali Kota Mariupol membenarkan situasi yang mengerikan terjadi di wilayahnya.
Ia mengungkapkan tidak ada listrik atau air, bahkan tidak ada cara untuk mengumpulkan orang mati.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko menjelaskan gambaran suram kehidupan di kota itu.
"Situasinya sangat rumit," kata Boichenko dalam sebuah wawancara di saluran YouTube, Sabtu, dilansir CNN.
Baca juga: Selamatkan Warganya dari Invasi Rusia, Otoritas Kota Mariupol Ukraina Mulai Lakukan Evakuasi