Kemarin Gagal, Gencatan Senjata Kedua Kembali Diupayakan di Mariupol untuk Evakuasi Warga Sipil
Dewan kota telah meminta penduduk untuk kembali ke tempat penampungan di kota dan menunggu informasi lebih lanjut tentang evakuasi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
"Tentara Rusia telah memasang blokade di koridor kemanusiaan. Kami memiliki banyak masalah yang diciptakan oleh semua orang Rusia."
Boichenko mengatakan, kota yang berpenduduk hampir 400.000 jiwa ini, telah mati listrik selama lima hari.
"Semua gardu termal kami mengandalkan satu daya ini, jadi kami tidak memiliki panas," katanya.
Boichenko juga mengatakan, tidak ada jaringan seluler, dan sejak serangan di Mariupol, mereka kehilangan persediaan air cadangan kami.
"Jadi kami benar-benar tanpa air sekarang. (Tentara Rusia) sedang bekerja untuk mengepung kota dan membuat blokade," katanya.
"Mereka ingin memisahkan kita dari koridor kemanusiaan, menutup pengiriman barang-barang penting, pasokan medis, bahkan makanan bayi. Tujuan mereka adalah mencekik kota dan menempatkannya di bawah tekanan yang tak tertahankan," ujarnya.
Boichenko mengatakan, warga yang terluka dan meninggal dunia selama lima hari terakhir ini berjumlah belasan dan pada hari kedelapan invasi, ada ratusan.
"Sekarang, kita sudah berbicara tentang ribuan. Angka-angka ini hanya akan bertambah buruk," kata Boichenko.
"Tapi ini adalah hari keenam serangan udara berturut-turut dan kami tidak bisa keluar untuk menemukan korban tewas."
"Mereka mengatakan ingin menyelamatkan orang Ukraina dari pembunuhan, tetapi merekalah yang melakukan pembunuhan itu," kata Boichenko.
"Dengar, dokter pemberani kita telah menyelamatkan nyawa di sini sekarang selama 10 hari berturut-turut. Mereka tinggal dan tidur di rumah sakit kita bersama keluarga mereka," ucapnya.(Guardian/Straits Times/CNN)